Implikasi Pendidikan Kenabian Nabi Musa dalam Q.S. Thaha Ayat 14

Aysah Purnama, Eko Subiantoro, Dinar Nur Inten

Abstract


Abstract. This research is motivated by the phenomenon of shirk behavior which is still mostly done by the community, especially Muslims. The main commandment for humans, especially Muslims, is to monotheate Allah. Worship is then called worship if it is accompanied by true aqeedah. This background statement encourages the need to analyze any of verses of tauhidullah, one of which is the Qur’an Chapter Thaha verse 14. The purpose of this study is to: (1). To find out how the Mufassir think about the contents of the Qur’an Chapter Thaha verse 14, (2). To find out the essence contained in the contents of Qur’an Chapter Thaha verse 14, (3). To find out how the experts think about the prohibition of associating partners with God, and (4). To find out how the educational implications of Prophet Moses’s Prophecy in Qur’an Chapter Thaha Verse 14.

This research used a qualitative approach and the method used is descriptive analytic, with the method of interpreting is tahlily through library research techniques (Library Research), the research which the main object is from the Qur'an, books and published writings, and other sources related to this problem.

This study concludes, that is: that in Qur’an Chapter Thaha verse 14 there is a real appeal that the first obligation which is imposed on the believers is to know that there is none worthy of worship but Allah alone, and that he has no partners, only worship and ask The One and Only God for help, and the command to pray in order to remember Allah. The Essence of Qur’an Chapter Thaha verse 14 is, (1). God wants humans to know Him as Rabb(God), (2). God forbids humans to worship other than to Him alone, and (3). Shirk is a greatest sin that God will not forgive. The Educational Implications of Qur’an Chapter Thaha verse 14 concerning the prohibition on associating partners with God, that is: (1). Increasing Taqwa to Allah Subhanahu Wa Ta'Ala with a feeling of khauf / fear of Allah that is carrying out His commands and does not violate His prohibitions, (2). Get to know God by contemplating all of His creations and His words, (3). Carry out God's Commandments, (4). Increase the Remembrance of Allah through dhikr and prayers, and (5). Stay away from shirk by staying away from things that will fall into shirk.

Keywords: Prohibitions, Associating partners with God, Educational Implications of Qur’an Chapter Thaha verse 14

Abstrak. Penelitian inidilatar belakangi oleh fenomena perilaku syirik yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat khususnya muslim. Perintah yang utama bagi manusia terutama seorang muslim adalah mentauhidkan Allah. Ibadah barulah dinamakan ibadah jika disertai dengan aqidah yang benar. Pernyataan latar belakang ini mendorong kepada perlunya menganalisis ayat-ayat tauhidullah, salah satunya QS. Thaha: 14. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1). Untuk mengetahui bagaimana pendapat para mufasir tentang isi kandungan QS. Thaha ayat 14, (2). Untuk mengetahui esensi yang terkandung dalam isi QS. Thaha ayat 14, (3). Untuk mengetahui bagaimana pendapat para ahli tentang larangan menyekutukan Allah, dan (4). Untuk mengetahui bagaimana implikasi pendidikan kenabian Nabi Musa dalam QS. Thaha ayat 14.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitafif dan metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan metode penuangan tafsir tahlily melalui tehnik studi kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang objek utamanya dari Al-Qur’an, buku-buku dan tulisan-tulisan yang dipublikasikan, dan sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan ini.

Penelitian ini diperoleh kesimpulan, yaitu: bahwa dalam QS. Thaha: 14 terdapat seruan sesungguhnya kewajiban pertama yang dibebankan kepada orang mukallaf ialah mengetahui, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, dan Dia tidak mempunyai sekutu, hanya boleh menyembah dan memohon pertolongan kepada Allah saja, dan perintah melaksanakan shalat dalam rangka mengingat Allah. Esensi QS. Thaha: 14 adalah, (1). Allah ingin manusia mengenal-Nya sebagai Rabb, (2). Allah melarang manusia untuk beribadah selain kepada Allah, dan (3). Syirik merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah. Implikasi Pendidikan dari QS. Thaha: 14 mengenai larangan menyekutukan Allah, yaitu: (1). Meningkatkan Taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’Ala dengan perasaan khauf/takut kepada Allah yakni melaksanakan perintah-Nya dan tidak melanggar larangan-Nya, (2). Mengenali Allah dengan merenungkan semua ciptaan-Nya dan firman-Nya, (3). Melaksanakan Perintah Allah, (4). Memperbanyak Mengingat Allah dengan beristighfar dan shalat, dan (5). Menjauhi kesyirikan dengan menjauhi hal-hal yang akan terjatuh dalam kesyirikan.

Kata Kunci: Larangan, Menyekutukan Allah, Implikasi Pendidikan Qur’an Surat Thaha ayat 14


Keywords


Larangan, Menyekutukan Allah, Implikasi Pendidikan Qur’an Surat Thaha ayat 14

Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

al-Anqary, D. A. (2016). Juhud Asy-Syafi’iyyah fi Taqriri Tauhid Al-Ibadah: Membedah Tauhid Uluhiyyah Bersama Ulama Mazhab Syafi’i. Jakarta: Pustakka Imam Syafi’i.

Al-Maraghi, A. M. (1993). Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Semarang: CV. Toha Putra.

al-Mubarakfuri, S. S. (2016). Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Jakarta: Pustaka Ibnu Kastir.

Al-Utsaimin, M. b. (1997). Syarah Tsalatsatul Ushul: Mengenal Allah Rasul dan Dinul Islam. Riyadh: Darul Tsarya.

ash-Shiddieqy, T. M. (2000). Tafsir Al-Qur'anul Majid An-Nuur . Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Asmuni, Y. (1993). Ilmu Tauhid. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

az-Zuhaili, W. (2016). Tafsir Al-Munir, Aqidah, Syari'ah, dan Manhaj Jilid 8. Jakarta: Gema Insani.

Hamka. (1988). Tafsir Al-Azhar Jilid 16. Jakarta: PT Pustaka Panjimas.

Hasiah. (2017). SYIRIK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN . Yurisprudentia Volume 3 Nomor 1, 85.

Jawas, Y. B. (2011). Tauhid Jalan Kebahagiaan, Keselamatan, dan Keberkahan Dunia-Akhirat. Bogor: Media Tarbiyah.

Makmun, U. S. (2011). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Quthb, S. (2005). Fi Zhilalil-Qur'an. Jakarta: Gema Insani Press.

RI, D. A. (2010). Al-Qur'an dan Tafsirnya Jilid 6. Jakarta: Lentera Abadi.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an . Jakarta: Lentera Hati.

Sonhadji. (2004). Tafsir Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: PT. Dna Bhakti Wakaf.

Sopian, A. (2002). Al-Khaliq wa Al-Makhluq. Repository UPI, 3.

Tamimi, M. A. (2006). Kitab Tauhid Pemurnian Ibadah Kepada Allah. Jakarta: DARUL HAQ.

Tobroni. (2008). Pendidikan Islam: Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press.

UNISBA, L. (2015). Aqidah. Bandung: Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian.

Zuharini. (1992). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.23558