Implikasi Pendidikan dari Qs. Al-Hujurat: 10-12 tentang Pribadi Muslim terhadap Upaya Pembinaan Akhlaq dalam Menjaga Tali Persaudaraan sesama Muslim

Onal Suzatniko, Enoh Nuroni, Adang M. Tsaury

Abstract


Abstrak. Umat Islam adalah umat yang saling berkaitan satu sama lainnya seperti yang diumpamakan dalam ayat layaknya seperti saudara, meskipun tidak mempunyai hubungan darah. Umat Islam pula tidak hanya diseru untuk melakukan hubungan baik dengan sang pencipta saja, melainkan diseru untuk melakukan hubungan baik terhadap semua makhluk khusunya umat Islam itu sendiri. Seperti yang terdapat dalam kandungan ayat Al-hujurat 10-12 bahwasannya umat Islam dilarang melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti menghina, bergunjing, memanggil dengan nama panggilan yang buruk dan lain sebagainya. Dalam ayat Al-hujurat 10-12 terdapat kandungan lain. Yaitu, umat Islam dilarang keras memutuskan tali persaudaraan dan harus mendamaikan apabila ada muslim lain yang sedang berseteru, disinilah pentingnya pendidikan akhlaq, supaya umat Islam dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan upaya-upaya pedidikan akhlaq dalam menguatkan tali persaudaraan sesama umat Islam. Akan tetapi, pada kenyataan dilapangan tidak sedikit dari Umat Islam saling berselisih satu sama lain dan seolah-olah perbuatan tersebut lumrah terjadi sehingga tidak ada tindakan dari muslim lainnya. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana pendapat para mufassir mengenai isi kandungan Q.S Al-Hujurat: 10-12? (2) Bagaimana esensi yang terkandung pada Q.S Al-Hujurat: 10-12? (3) Bagaimana upaya pembinaan Akhlaq dalam menjaga tali persaudaraan (analisis Q.S Al-Hujurat: 10-12)? (4) Bagaimana implikasi pendidikan Implikasi Pendidikan dari Q.s Al-Hujurat:10-12 Tentang Pribadi Muslim terhadap Upaya Pembinaan Akhlaq dalam Menjaga Tali Persaudaraan sesama muslim?. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan Teknik studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkaji berbagai tafsir dan buku yang berkaitan dan relevan dengan pokok masalah penelitian. Hasil penelitian dari Q.S Al-hujurat ayat 10-12: (1) Menurut para mufassir seluruh  muslim bersaudara dengan ikatan keimanan kepada Allah, selayaknya saudara seluruh umat Islam harus saling menjaga. (2) Esensi Q.S Al-hujurat 10-12: Keimanan merupakan pengikat persaudaraan selain hubungan darah. Perintah untuk mendamaikan saudara seiman yang sedang berselisih dengan sebaik-baik serta seadil-adilnya dan merujuk pada syari’at Islam. Tidak mengolok-olok, menghina, bergosip, mencela, mencibir baik terhadap diri sendiri terlebih terhadap orang lain serta tidak memanggil seseorang dengan sebutan buruk (tidak disukai) merupakan ciri ciri keimanan. (3) Upaya pembinaan Aklaq dalam menjaga tali persaudaraan: Mendahulukan pensucian sebelum penghiasan diri. Bertahap dalam mensucikan diri dari keburukan perilaku. (4) Implikasi Pendidikan dari Q.s Al-Hujurat:10-12: Umat Islam diperintahkan untuk menjaga persaudaraan sesama muslim dengan berlandaskan keimanan. Pendidikan Islam harus diarahkan untuk memperkuat keimanan sebagai landasan persaudaraan sesama muslim. Pendidikan dan penanaman keimanan harus menjadi inti Pendidikan Islam dalam upaya pengembangan masyarakat muslim yang kuat dan harmonis. Pendidikan Islam dituntut untuk membangun generasi muslim yang punya sikap dan semangat perdamaian (islah) yang berupaya memberi solusi pada setiap perselisihan yang terjadi. Pengetahuan tentang akhlaq buruk (mengolok-olok, menghina, bergosip, mencela, mencibir baik terhadap diri sendiri terlebih terhadap orang lain serta tidak memanggil seseorang dengan sebutan buruk yang tidak disukai) dengan segala akibatnya harus menjadi “materi†(subject matter) dalam setiap jenjang pendidikan Islam.

Kata Kunci: Pribadi Muslim, Menjaga tali Persaudaraan, Pembinaan Akhlaq.


Keywords


Pribadi Muslim, Menjaga tali Persaudaraan, Pembinaan Akhlaq

Full Text:

PDF

References


Al-Bagir, M. (2002), MENGOBATI PENYAKIT HATI. Bandung: Karisma

Al-Ghazali, M. (1999). Berdialog dengan Al-Qur’an. Cet. IV, Bandung: Mizan.

Amin, A.(1983). Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulang Bintang.

Al Maraghi, A. M. (1994). Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT Karya Toha Putra.

Al-Shiddiqy, H. ( ), Tafsir al-Qur’an al-Madjied an-Nur. Jakarta: Bulan Bintang

Ar-rifa’i, M. N: Ter. Syihabuddin (1989) Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press

AS, Asmaran (2002). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama RI. (2011). Al-Quran Terjemah Perkata Al-Hidayah. Tangerang: AL-KALIM

Mahjudin. (1991), KULIAH AKHLAQ-TASAWUF. Jakarta: KALAM MULIA

Nata, A. (2010). Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

Nawawi, I. (2012). Riyadhus Shalihin, Perjalanan Menuju Taman Surga. Bandung: Jabal

Quthb, S : Ter. As’ad Yasin (1992) Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Depok : Gema Insani

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera

Sunarto, A. (1982). Pembina Iman dan Akhlak. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Surakhmad, W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: PT Pustaka Amani.

Umary, B. (1993). Materi Akhlak. Solo: Ramadhani.

Yatimin, A. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an Jakarta: Amzah.

Zainudin, Ahmad (2000). Ringkasan Shahih Al-Bukhari. Bandung: Mizan

http://gadihpanangih.blogspot.com/2011/02/hadits-hadits-tentang-aplikasi-layanan.html




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.12472