Makna Pesan Syair Cinta dalam Penghambaan Diri Mevlânâ Jalaluddin Rumi

Muhammad Athif Abul Khairi, Aning Sofyan

Abstract


Communication is a process of delivering information (messages, ideas, concept) from one to another. Text is a product of a real manifestation of human mind. It will be integable when thoughts could not be written. Literature (poetry) essentially represents true silence, without meaning. Text needs a touch of reader to generate meaning. Literature in the form of spiritual poetry or sufistic literature that we unconsciously experience while reading and understanding it, could arouse a sense of love and longing that has been fallen asleep, for the Supreme Love (God). This study analyze the love poem “In survitude Yourself†from Jalaluddin Rumi with scheilermacher hermeneutic method. Scheilermacher divided into two interpretation, grammatical and psychological. Interprtation is a dimension of psychology that explores the hidden things of the aspects of original and individual authors.  Grammatical elements consist of a theme, taste, tone, mandate, diction, and a figure of speech, his assorted comparasion figure of speech, such as opposition, linkage, and repetition. Figure of speech comparasion includes methaphor, personification, allegory, symbolic, and a simile. Figure of speech opposition includes hyperbole, paradox, and litotes. Figure of speech iteration includes repetition, tautology, rhetoric, and exclamation. Love is the essence of Allah Jalla Jalaluh and human exsistence. God’s love is the result or a representation of how human do self-servitude.

 

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Teks merupakan produk wujud yang nyata dari pemikiran manusia. Suatu pemikiran yang tak sempat ditintakan (ditekskan) itu tak berwujud adanya. Teks sastra (syair) pada hakikatnya sesungguhnya diam, tanpa makna. Teks membutuhkan sentuhan reader (pembaca) untuk proses melahirkan sebuah makna. Teks sastra berupa syair spiritual atau sastra sufistik itu secara tidak sadar kita alami ketika membaca nya dan memahami nya akan membangkitkan gairah rasa cinta dan kerinduan yang tengah tertidur pulas, teruntuk Yang Maha Cinta. Penelitian ini menganalisis syair cinta “Dalam Penghambaan Diri†dari Jalaluddin Rumi dengan metode hermeneutika Scheilermacher. Scheilermacher membagi menjadi dua interpretasi, gramatikal dan psikologis. Interpretasi psikologi merupakan suatu dimensi yang menggali hal tersembunyi mengenai aspek orisinil dan individual pengarang. Unsur-unsur gramatikal terdiri  dari  tema,  rasa, tone,  amanat,  diksi,  dan majas, macam-macam nya majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Majas perbandingan meliputi metafora, personifikasi, alegori, simbolik, dan simile. Majas pertentangan meliputi hiperbola, paradoks, dan litotes. Majas perulangan meliputi repetisi, tautologi, retorik, dan ekslamasio. Cinta merupakan esensi keberadaan Allah jalla jalaluh dan keberadaan manusia. Mencintai Allah itu adalah hasil atau representasi dari bagaimana penghambaan diri manusia.


Keywords


Communication, Sufistic Literature, Scheilermacher’s Hermeneutic, Poetry Of Jalaluddin Rumi

References


Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT.

Mandar Maju

Djojosuroto, Kinayati. 2007. Filsafat Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher

Palmer, Richard E. 2005.Hermeneutika: Teori Baru mengenai Interpretasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Schimmel, Annemarie, Dunia Rumi Hidup dan Karya Penyair Besar Sufi, Terj.

Saut Pasaribu, Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2001.

Sumaryono, E. 1993. Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.

Syamsudin, Sahiron. 2010. Studi Al-Qur‟an dan Konsep. Yogyakarta: Elsaq Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.3750

Flag Counter   Â