Representasi Ideologi Minangkabau dalam Film Liam dan Laila

Muhammad Faruq Akram, O Hasbiansyah

Abstract


Abstract. Through film is a fairly simple and influential way to convey a certain intention to the audience. With the film, it can also be used to convey customs, culture, education, association and politics. The film Liam and Laila is a film that carries the theme of culture, in this film will use elements that describe culture that is Minangkabau culture. The purpose of this study is to find out how the messages and signs used to represent the Minangkabau cultural ideology in the film Liam and Laila are seen from denotative and connotative meanings. The research method used is qualitative using the semiotic analysis method from Roland Barthes. Roland Barthes developed the theory of signifiers (denotative meaning) and signifiers (connotation meaning). The conclusion is the representation of the Minangkabau ideology seen from the denotative meaning in this study, namely the exposure of the daily life of the Minangkabau people. The apparent reality is Liam's struggle to get married to Laila, starting from Liam knowing Islam to learning the Minangkabau culture, assisted by Pian and Jamil. Minangkabau ideological representation seen from the connotative meaning that is seen from the scenes in the film Liam and Laila such as deliberation, prioritizing the older in terms of marriage, religion owned by the Minangkabau community, mangaji ka surau, and marriage of Minangkabau cultural customs. The myth contained in this film is the prohibition of younger siblings to bypass their older siblings when it comes to marriage. And the myth that says that the Minang people were matched.

Keywords: representation, Liam and Laila, Minang culture, Roland Barthes's semiotics.


Abstrak. Melalui film merupakan cara yang cukup sederhana dan berpengaruh untuk menyampaikan suatu maksud tertentu kepada penonton. Dengan adanya film, juga dapat digunakan untuk menyampaikan adat, budaya, pendidikan, pergaulan serta politik. Film Liam dan Laila adalah film yang mengangkat tema budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pesan dan tanda yang digunakan untuk merepresentasikan ideologi budaya Minangkabau dalam film Liam dan Laila dilihat dari makna denotatif dan konotatif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan metode analisis semiotika dari Roland Barthes. Roland Barthes mengembangkan teori penanda dan petanda. Kesimpulannya yaitu representasi ideologi Minangkabau dilihat dari makna denotatif dalam penelitian ini yaitu paparan mengenai kehidupan sehari-hari orang Minangkabau. Realitas nan tampak adalah perjuangan Liam untuk bisa menikah dengan Laila dimulai dari Liam mengenal agama Islam sampai mempelajari kebudayaan Minangkabau dibantu oleh Pian dan Jamil. Representasi ideologi Minangkabau dilihat dari makna konotatif yaitu tampak dari adegan dalam film Liam dan Laila seperti musyawarah, mendahulukan yang lebih tua dalam hal pernikahan, agama yang dimiliki masyarakat Minangkabau, mangaji ka surau, dan perkawinan adat budaya Minangkabau. Mitos yang terdapat dalam film ini yaitu larangan adik untuk melangkahi kakaknya dalam hal pernikahan. Dan mitos yang mengatakan kalau orang Minang itu dijodohkan.

Kata Kunci: representasi, Liam dan Laila, budaya minang, semiotika Roland Barthes.


Keywords


representasi, Liam dan Laila, budaya minang, semiotika Roland Barthes

References


Burton, Graeme. 2012. Media dan Budaya Populer (terjemahan Alfathri Adlin). Yogyakarta: Jalasutra

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi (terjemahan Hapsari Dwiningtyas). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kaplan, David. 1999. Teori Budaya (terjemahan P.M. Laksono). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesia Tera.

Sobur, Alex. 2002. Bercengkrama dengan Semiotika: 3(1): 38

Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Vera, Nawiroh. 2015. Semiotika dalam Riset Komunikasi (Cetakan Kedua). Bogor: Ghalia Indonesia

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi - Aplikasi Praktis Bagi Penenlitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.22874

Flag Counter   Â