Komunikasi Transendental Candoli dalam Ritual Adat Sunda

Fauziah Ismi Desiana, Teguh Ratmanto

Abstract


Abstract. The main role of candoli is to conduct transcendental communication with Allah SWT, ancestral spirit and Nyi Pohaci Sang Hyang Sri , she lead ritual in padaringan to beg the success of the wedding event. The definition of the success event in a traditional Sundanese wedding is when serving food in the marriage ceremony "saeutik mahi loba nyesa" (although small will be enough when a lot it will left)). The purpose of this research is to know the communicative situation, communicative events and communicative acts in the ritual traditional Sundanese wedding who lead by candoli in padaringan. The type of research used is qualitative with ethnographic communication methods. The ritual begins on a good day in Sundanese Culture. Communicative events in the traditional rituals in padaringan involve “sesajen†as a means of transcendental communication. The form of communication used “jampe-jampe†or “mantra†old Sundanese, prayer of Islam and verses of Al-Qur'an. Communicative action in traditional ritual in the padaringan contains the request for the success of wedding ceremony related to the request, statement and  request to the Allah SWT, spirit ancestor and Nyi Pohaci. Act communicative use non-verbal communication and “panca curigaâ€. Candoli is female figure to considered as a central figure who supporting transcendental communication.

Keywords: Traditional Ritual, Transcendental Communication, Candoli

Abstrak. Peran utama candoli adalah melakukan komunikasi transendental dengan Allah SWT, roh leluhur dan Nyi Pohaci Sang Hyang Sri dalam ritual adat yang dipimpinya di padaringan untuk memohon suksesnya perhelatan pernikahan. Tolak ukur utama dalam menentukan sukses atau tidaknya sebuah perhelatan dalam pernikahan adat Sunda adalah ketika sajian makanan dalam perhelatan pernikahan “saeutik mahi loba nyesa†(sedikit cukup banyak bersisa). untuk mengetahui situasi komunikatif, peristiwa komunikatif dan tindak komunikatif dalam ritual pernikahan adat Sunda yang dipimpin oleh candoli di padaringan. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Peristiwa komunikatif dalam ritual adat di padaringan melibatkan sesajen sebagai sarana komunikasi transendental. Bentuk komunikasi yang digunakan adalah  jampe-jampe Sunda buhun, do’a-do’a Islam dan ayat-ayat Al-Qur’an.Tindak komunikatif dalam ritual adat di padaringan berisi permohonan kesuksesan perhelatan pernikahan yang berkaitan permohonan, pernyataan dan permintaan pada roh leluhur dan Nyi Pohaci. Komunikasi non verbal kinetic, faktor lingkungan dan kronemis, menggunakan panca curiga dalam ritual ini sosok perempuan dinilai sebagai sosok sentral dalam menunjang lancarnya komunikasi transendental.

Kata Kunci: Ritual Adat, Komunikasi Transendental, Candoli


Keywords


Ritual Adat, Komunikasi Transendental, Candoli

Full Text:

PDF

References


Sari, A. Anditha.2017. Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Dee Publisher.

Herayati, Masnia dan Haryanti. Titi. 1993. Makanan: Wujud, Variasi dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya Pada Orang Sunda di Jawa Barat. Jakarta: Direktoral Jenderal Kebudayaan.

Kuswarno,Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.

(Murniati,2004:113).

Nuraeni dan Alfan, Muhammad . 2012. Studi Budaya di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Saefullah, Ujang.2007. Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan Agama. Bandung:Simbiosa Rekatama Media.

Syam, Nina Winangsih.2015. Komunikasi Transendental. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Jurnal

Anwar, Etty N. 2009. “Peran Candoli dalam Perhelatan (Suatu Fenomena Keyakinan Orang Sunda†dalam Jurnal ETIKA, Edisi Khusus, No.2, 2010.

Hardin. 2016.â€Komunikasi Transendental dalam Ritual Kapotansu Pada Sistem Perladangan Masyarakat Etnik Muna†dalam Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 20 No.1, Juni 2016.

Zakiah, Kiki. 2008. “Penelitian Etnografi Komunikasi: Tipe dan Metode†dalam Jurnal MediaTor Vol.9, No.1, Juni 2008.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.9011

Flag Counter   Â