Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Jual Beli Mangga Borongan (Studi Kasus Pasar Panjalin Majalengka)

Putri Lilliana Fitri, Maman Abdurrahman, Ramdan Fawzi

Abstract


Abstract Selling and buying can called legitimate depends on pillars and recruitment. The people always get easy to do selling an buying without look the condition of syara’. As we know selling and buying manggo in wholesale in the practice  is not known by the buyer quantity, shape,  and quality. Depends on the problems writer formulate problems are: 1. How is selling and buying consept in fikih muamalah to selling and buying manggo fruit in wholesale at panjalin market in majalengka?. 2. How is the practice selling and buying in wholesale at panjalin market in majalengka?. 3. How is the porpose of fikih muamalah is selling and buying in wholesale at panjalin market in majalengka?. For the answer from the question above are: 1. For know the practice selling and buying manggo fruit in wholesale at panjalin market in Majalengka. Selling and buying is a agreement exchange stuff with stuff or money with money. selling and buying manggo fruit in wholesale have a conditions, pillar and transparance, that have to do by the seller or buyer. The method used in this reshearch is qualitative tend descriptive analitical. Tecnic for collection data is interview, dokumentation, The data source consists of the primary data source and secondary data. Based on data found by the author, then analyzed this study can be conclution in practice selling and buying manggo fruit  in wholesale at panjalin market is considered invalid because it is not in accordance with the provisions of Islamic law because it contains elements of gharar the lack of quality and the number of fruits, encourage the speculation and enter the element of deception.

Keywords: Jurisprudence Muamalah, buying and selling, wholesale fruit, gharar

Abstrak. Jual beli dapat dikatakan sah atau tidaknya tergantung dari terpenuhinya rukun-rukun dan syarat akad.  Di masyarakat sering kali terdapat jual beli yang dilakukan untuk memperoleh kemudahan tanpa mengetahui apakah jual beli yang dilakukan itu sudah sesuai dengan konsep hukum syara’ atau bertentangan. Sebagaimana yang terjadi dalam praktik jual beli buah mangga dengan sistem borongan di Pasar Panjalin Majalengka. Dalam realitasnya jual beli buah jeruk dengan menggunakan sistem borongan secara fisik obyek tersebut tidak diketahui oleh pembeli baik dalam hal jumlah, bentuk dan mutunya. Melihat permasalahan tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep jual beli dalam Fikih Muamalah terhadap jual beli buah Mangga borongan di Pasar Panjalin Majalengka? 2. Bagaimana praktik jual-beli secara borongan di Pasar Panjalin Majalengka? 3. Bagaimana tinjauan Fikih Muamalah terhadap jual-beli buah mangga secara borongan di Pasar Panjalin Majalengka? Untuk menjawab petanyaan tersebut adalah untuk mengetahui pelaksanaan praktek jual beli buah mangga dengan sistem borongan di Pasar Panjalin Majalengka dan untuk mengetahui dasar hukum terhadap pelaksanaan jual beli buah mangga dengan sistem borongan di Pasar Panjalin Majalengka.Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang dengan barang atau uang dengan barang. Dalam jual beli buah mangga borongan, Jual beli mempunyai syarat, rukun dan transparan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli. Adanya rukun dan syarat dalam jual beli diatas untuk dapat dipenuhi agar jual beli yang dilakukan sah sesuai dengan hukum syara’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dengan pedagang dan pembeli, dokumentasi. Sumber data terdiri dari sumber data primer berupa data tentang pelaksaan jual beli buah mangga dengan sistem borongan yang diperoleh dari pedagang dan pembeli berupa wawancara, sumber data sekunder berupa data profil Pasar Panjalin yang berhubungan dengan materi pokok yang dikaji. Berdasarkan data yang ditemukan oleh penulis, kemudian dianalisis, penelitian inidapat disimuplkan bahwa dalam pelaksanaan jual beli buah mangga dengan sistem borongan di Pasar Panjalin dipandang tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam, karena mengandung unsur gharar adanya ketidakjelasan kualitas dan jumlah buah,mendorong adanya spekulasi dan masuk dalam unsur penipuan.

Kata Kunci: Fikih Muamalah, jual beli, buah borongan, gharar


Keywords


Fikih Muamalah, jual beli, buah borongan, gharar

Full Text:

PDF

References


Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, Cet. Ke-2: Bandung: CV. Alfabeta 1994.

M. Ali Hasan, Berbagai Bacam Transaksi Dalam Islam - Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Nasrun Haroen, Fiqh Mu’amalah, Gaya Media Pratama, Jakarta:, 2007. hlm. 111.

Neni Sri Imaniyati, dan Panji Adam Agus Putra, Hukum Bisnis dilengkapi dengan Kajia Hukum Bisnis Sariah , Bandung; PT Refika Aditama.

Asy- Syawkani, Fathul Qadiir, juz 5,Mesir: al-Habib

Burhanuddin. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal. Malang: UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI).2011. hlm 100.

Nadzar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994, hlm 57.

Sulaiman Ahmad Yahya AL-Faifi, Ringkasan Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009, hlm 750

Ahmad Djazuli, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis, Jakarta:Kencana 2007




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v4i1.8778

Flag Counter   Â