Analisis Fikih Muamalah Terhadap Praktik Jual Beli Kayu Jati Di CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros

Andi Widi Putri Herawahyuni, Neneng Nurhasanah, Yayat Rahmat Hidayat

Abstract


Abstract. The timber buying and selling activities that took place between CV Jati Jaya Mandiri and the timber tree planters in Maros Regency were carried out with timber suspension taken by CV Jati Jaya Mandiri as the buyer. In this case, the community sells wood to CV Jati Jaya, which is still not ready to cut large quantities in bulk. Because the time of logging is not clear, so that the suspended timber experiences changes in terms of weight and quality. Therefore, the practice of buying and selling is interesting to study from the fiqh muamalah perspective because there are indications of fasid that are generated not because the buying and selling pillars are not fulfilled, but the behavior between the parties involved in the transaction is not in accordance with Islamic teachings. Based on this background, the aim of the study was to determine the fiqh principle and the concept of suspended timber sale and purchase according to fiqh muamalah, to find out the practice of timber buying and selling by Maros villagers with CV Jaya Jati Mandiri and to find out the fiqh muamalah review of selling practices buy wood at CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros.The method used in this research is descriptive analysis method. The technique of data collection is done by documentation, literature and interviews. Data were obtained through literature studies and the process of interviews with the management of CV Jati Jaya Mandiri and the community selling timber trees, then reviewed and analyzed. The conclusions of this study are the principles of fiqh muamalah which are the basic provisions in conducting muamalah transactions which include inter-Chinese, openness and fairness, then the concept of deferred timber buying and selling according to fiqh muamalah includes buying and selling dharar, the implementation of timber sale and purchase CV Jati Jaya Mandiri is done in cash, but logging is suspended, and the practice of buying and selling teak wood on CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros Makassar according to muamalah fiqh can be viewed from two aspects. First, the madhiyah aspect of buying and selling is not valid according to fiqh muamalah because the conditions of the buying and selling object elements are wood containing dharar. Second, if viewed from the adhabiyah aspect, the practice of buying and selling katu contains elements of dzalim actions.

Keywords : Selling, Wood, Suspension and Muamalah Jurisprudence.

Abstrak. Kegiatan jual beli kayu yang terjadi antara CV Jati Jaya Mandiri dengan masyarakat penanam pohon kayu di Kabupaten Maros dilakukan dengan pembayaran secara tunai tetapi pengambilan kayunya ditangguhkan. Dalam hal ini, masyarakat menjual kayu kepada CV Jati Jaya yang masih belum siap tebang dalam jumlah banyak secara borongan. Karena waktu penebangan tidak jelas, sehingga kayu yang ditangguhkan tersebut mengalami perubahan dari sisi bobot dan kualitas. Oleh karena itu, praktek jual beli tersebut menarik untuk dikaji dari perspektif fiqh muamalah karena terdapat indikasi fasid yang ditimbulkan bukan karena rukun jual beli tidak terpenuhi, namun perilaku antara pihak-pihak yang terlibat transaksi yang belum sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan latar belakang ini, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip jual beli pohon kayu yang ditangguhkan pengambilan barangnya menurut fiqh muamalah, untuk mengetahui praktek jual beli kayu yang dilakukan masyarakat desa Maros dengan pihak CV Jaya Jati Mandiri serta untuk mengetahui tinjauan fiqh muamalah terhadap praktek jual beli kayu di CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, kepustakaan dan wawancara. Data diperoleh melalui studi literatur dan  proses wawancara dengan pihak manajemen CV Jati Jaya Mandiri dan masyarakat penjual pohon kayu, kemudian dikaji dan dianalisis.Simpulan dari penelitian ini adalah prinsip fiqh muamalah merupakan dasar-dasar ketentuan dalam melakukan transaksi muamalah meliputi antaradhin, keterbukaan dan keadilan, kemudian konsep jual beli kayu yang ditangguhkan menurut fiqh muamalah termasuk jual beli dharar, pelaksanaan jual beli kayu yang dilakukan masyarakat Kabupaten Maros dengan pihak CV Jati Jaya Mandiri dilakukan secara tunai, namun penebangan kayu ditangguhkan, dan praktik jual beli kayu jati di CV. Jati Jaya Perkasa Mandiri Maros Makassar menurut fiqh muamalah dapat ditinjau dari dua aspek, Pertama, aspek madhiyah jual beli tersebut tidak sah menurut fikih muamalah karena syarat dari unsur objek jual beli yaitu kayu mengandung dharar. Kedua, jika ditinjau dari aspek adhabiyah maka praktik jual beli katu tersebut mengandung unsur tindakan dzalim.

Kata Kunci : Jual Beli, Kayu,Penangguhan, dan Fikih Muamalah.

 


Keywords


Jual Beli, Kayu, Penangguhan, dan Fikih Muamalah

Full Text:

PDF

References


Ash-Shiddiqie, Hasbi, “PengantarFikihMuamalahâ€, BulanBintang. Jakarta. 1984.

Depag RI, Al Quran dan Terjemahan, Pustaka Al Kautsar, Jakrat, 2010.

Hendi Suhendi, Kaidah Kaidah Fiqih Muamalah, Pustaka Seta, Bandung, 2005.

lfi Nur Dian.Hadits-hadits Ekonomi. UIN Maliki PRESS, Malang, 2010.

Muhammad Al Sarkhasi, Al Mabsuth Volume XXIV. Al Sa'adah, Kairo, 1421 H.

Muhammad Arifin Badri, Tanya Jawab hukum Menjual Kotoran, diposting pada tanggal26 September 2009. Sumber : https://pengusahamuslim.com/1290-tanya-jawab-hukum-menjual-kotoran-hewan.html diakses pada tanggal 17 April 2018.

Muhammad Ismail Al Bukhari, Shahih Bukhari Jilid V Kitab Jual Beli Hadits Nomor 2082 (Terjemahan oleh Nasruddin Al Albani), Pustaka Azzam, Jakarta, 2009.

Muhammad Jawad Mugniyah. Fikih Lima Madhzab. PT. Lantera Basritama, Jakarta, 1999.

Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Kemudahan Dari Allah – Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Gema Insani,Jakarta, 1999.

Zainuddin bin Abdul Azizi al-Malibari, Fathul Mu’in, Darul Ihya, Mesir, t.th.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v0i0.14019

Flag Counter   Â