Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 103/DSN-MUI/X/2016 Terhadap Penerapan Novasi Subjektif Berdasarkan Prinsip Syariah Sebagai Penyelasaian Pembiayaan Bermasalah (BJB Syariah Kantor Pusat Bandung)

Hera Khoirotun Nisa, Neneng Nurhasanah, Panji Adam Agus Putra

Abstract


Abstract. Novation is a new contract that eliminates the old contract. As stipulated in the Deed of DSN MUI No.103/DSN-MU /X/2016 in the deed of subjective innovation agreement shall be expressly stated regarding the old customer's disbursement from the debt. However, in practice that occurred in BJB Syariah Bandung the second party is still connected when the debt has been transferred. This is contrary to what has been specified in the Fatwa. Therefore, the authors are interested in conducting research on subjective innovation in terms of the Fatwa DSN-MUI No.103/DSN-MUI/X/ 2016 in BJB Syariah Bandung with the aim of knowing the provisions of subjective innovation based on sharia principles according to fatwa DSN-MUI No.103/DSN -MUI/X/2016, its application in BJB Syariah and review of DSN MUI No.103/ DSN-MUI/X/2016 fatwa against the application of innovation in BJB Syariah.This research is a qualitative research with normative juridical approach, data source used is primary and secondary data. The types of data used in field research and literature study are analyzed and arranged descriptively qualitative.The result of the research concludes that the provisions of Fatwa DSN MUI No.103/ \DSN-MUI X/2016 About Subjective Novations Based on Sharia Principles are expressly stated about the release of old customers from their debts, Implementation of innovation in financing settlement can be done with consideration if appropriate based on a thorough study , and considered risky for BJB Syariah bank, the application of subjective innovation in bank BJB Syariah not in accordance with the fatwa DSN MUI No.103/DSN-MUI/X/2016.

Keywords: Fatwa DSN MUI, Subjective Novation, Problem Financing

 

Abstrak. Novasi adalah akad baru yang menghapuskan akad yang lama. Sebagaimana ketentuan Fatwa DSN MUI No.103/DSN-MUI/X/2016 dalam akta perjanjian novasi subjektif  harus dinyatakan secara tegas mengenai pernbebasan nasabah lama dari utangnya. Namun pada praktek yang terjadi di BJB Syariah Bandung pihak kedua masih disangkutpautkan ketika utang telah dialihkan. Hal ini bertentangan dengan apa yang telah ditentukan dalam Fatwa tersebut. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai novasi subjektif ditinjau dari Fatwa DSN-MUI No.103/DSN-MUI/X/2016 di BJB Syariah Bandung dengan tujuan mengetahui ketentuan novasi subjektif berdasarkan prinsip syariah menurut fatwa DSN-MUI No.103/DSN-MUI/X/2016, penerapannya di BJB Syariah serta tinjauan fatwa DSN MUI No.103/DSN-MUI/X/2016 terhadap penerapan novasi di BJB Syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jenis data yang dipakai penelitian lapangan dan studi pustaka dianalisis dan disusun secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Ketentuan Fatwa DSN MUI No.103/DSN-MUI/X/2016 Tentang Novasi Subjektif Berdasarkan Prinsip Syariah dinyatakan secara tegas tentang pembebasan nasabah lama dari utangnya, Pelaksanaan novasi dalam penyelesaian pembiayaan dapat dilakukan dengan pertimbangan apabila sesuai berdasarkan kajian secara menyeluruh, dan dinilai berisiko bagi bank BJB Syariah, penerapan novasi subjektif di bank BJB Syariah tidak sesuai dengan fatwa DSN MUI No.103/DSN-MUI/X/2016.

Kata Kunci: Fatwa Dewan Syariah Nasiaonal, Novasi Subjektif, Pembiayaan Bermasalah


Keywords


Fatwa Dewan Syariah Nasiaonal, Novasi Subjektif, Pembiayaan Bermasalah

Full Text:

PDF

References


Adam Panji. (2017). Fikih Muamalah Maliyah. Bandung: PT. Refika Aditama.

Anwar Syamsul. (2010). Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada..

Darus Mariam Badrulzaman. (1995). Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Jakarta: Penerbit Alumni.

Djamil Faturrahman. (2012). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah, Jakarta: Sinar Grafika.

Karim Adiwarman. (2006). Bank Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nawawi Ismail. (2002). Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sri Neni Iminiyati dan Panji Adam Agus Putra. (2017). Hukum Bisnis Dilengkapi Dengan Kajian Hukum Bisnis Syariah, Bandung: PT Refika Aditama.

Subekti R. (1995). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita.

Elisa Valenta Sari, MUI Terbitkan Lima Fatwa Baru Untuk Bisnis Syariah, https://m.cnnindonesia.com, diakses pada tanggal 21 Maret 2018.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/syariah.v0i0.10823

Flag Counter   Â