Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Pakis Sayur [Diplazium esculentum (Retz.) Swartz]

Hermawan Hermawan, Leni Purwanti, Undang A. Dasuki

Abstract


Indonesia adalah negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati tertinggi nomor dua di dunia setelah negara Brazil. Salah satu tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah pakis sayur [Diplazium esculentum (Retz.) Swartz]. Pakis sayur merupakan tumbuhan yang tidak hanya dikonsumsi sebagai makanan tetapi juga dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui golongan flavonoid yang berasal dari tumbuhan pakis sayur (Diplazium esculentum). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Terhadap ekstrak kental n-heksana, etil asetat, dan metanol dilakukan pemantauan dengan menggunakan KLT analitik dan penampak bercak AlCl3.  Selanjutnya ekstrak terpilih etil asetat dilakukan subfraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dengan sistem elusi gradien,  kemudian subfraksi hasil kromatografi cair vakum (KCV) dilakukan pemantauan kembali menggunakan KLT analitik dan penampak bercak  AlCl3. Hasil identifikasi menunjukkan daun pakis sayur [Diplazium esculentum (Retz.) Swartz] diduga terdapat senyawa flavonoid pada subfraksi nomor lima dan enam dengan ditandai terbentuknya warna pada plat KLT yaitu berwarna kuning.


Keywords


Pakis sayur, Diplazium esculentum, identifikasi, flavonoid

References


Bracegirdle, B and Miles, P.H. (1971). An Atlas of Plant Structure, Heinemann Educational Books, London.

de Winter, W.P. and Amoroso, V.B. (2003). Introduction. In: de Winter, W.P. and Amoroso, V.B. (Editor): Plants Resources of South-East Asia No 15 (2). Cryptograms: Ferns and fern allies. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 25.

Departemen Kesehatan RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1997). Kimia Organik, Terjemahan Pudjaatmaja, A.H., Jilid 2, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gandjar, I.G dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Gritter, R.J., Bobbit, J.M., Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi, Terjemahan Padmawinata, K, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung.

Harborne, J.B. (1996). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terjemahan Padmawiata, K. dan Sudiro, I., Terbitan kedua, Penerbit ITB, Bandung.

Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi Preparatif. Terjemahan Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung.

Hovenkamp, P.H. and Umi Kalsom, Y. (2003). Diplazium Swartz. In: de Winter, W.P. and Amoroso, V.B. (Editors): Plants Resources of South-East Asia No 15 (2). Cryptograms: Ferns and fern allies. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 96-99.

Kaushik, A., Kaushik, J.J., Das, A., Gemal, S., dan Gaim, D. (2011). ‘Preliminary Studies on Anti-Inflammatory Activities of Diplazium esculentum in Experimental Animal Models’, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. 2(5). Hal. 1252.

Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Terjemahan Padmawinata, K, Penerbit ITB, Bandung.

Middleton, E.J.R., Kandaswami, C. and Theoharides, T.C. (2000), The Effect of Plant Flavonoids on Mammalian Cells: Implication for Inflamation, Heart Disease and Cancer. The American Society for Pharmacology and experimental Theurapetics, Vol 52 (4), Printed in USA. Hal. 673-751.Pedersen, D.S., and Rosenbohm, C. (2001). Dry Column Vacuum Chromatography, Journal of Synthesis, Volume (16): 2431-2434.

Purba, D.M. (2010). Isolasi dan karakterisaasi senyawa alkaloid dari Umbi bawang sabrang (Eleutherinae bulbus) [Skripsi], Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi ke-4 Terjemahan Padmawinata, K., ITB Press, Bandung.

Sirait, M. (2007). Penuntun Fitokimia dalam Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Stahl, E. (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi,Terjemahan Padmawinata, K. dan Soediro, W., Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Supriatna, J. (2008). Melestarikan Alam Indonesia, Edisi pertama, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Tyler, V.E., Lynn, R.B., and Robbers, J.E. (1988). Pharmacognosy, Lea & Febiger, Philadelphia.

United States Department of Agriculture. (2017). Natural Resources Conservation Service, Clasiffication Diplazium esculentum (Retz.) Sw. Vegetable Fern. pada Klip. (https://plants.usda.gov/java/nameSearch?keywordquery=fern &mode= comname) diunduh pada 20 Desember 2016.

Yrjönen, T. (2004). ‘Extraction and Planar Chromatographic Separation Techniques in the Analysis of Natural Products’ [Disertasi], Divisi Farmakognosi, Fakultas Farmasi, Universitas Helsinki, Finlandia. Hal. 12.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8189

Flag Counter    Â