Formulasi Sediaan Daging Tabur Tergranulasi sebagai Sumber Protein Alternatif yang Mengandung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus Hoffmeister)

Indra Prasetyo, Gita Cahya Eka Darma, Reza Abdul Kodir

Abstract


Protein dalam makanan manusia sangatlah penting. Saat ini, kebutuhan protein secara keseluruhan sangat meningkat, karena itu perlu dicari sumber protein lain untuk menambah produksi pangan dunia dengan biaya produksi yang lebih sedikit dan lebih ramah lingkungan. Sumber protein yang digunakan pada penelitian ini adalah cacing tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode dan formulasi yang tepat dalam pembuatan cacing tanah menjadi granul dengan rasa yang diterima masyarakat. Ada 2 metode pembuatan tepung cacing tanah. Pertama, cara pendinginan yaitu menyimpan cacing tanah dalam lemari pendingin (±4°C) selama 12 jam, di-oven (60°-70°C) selama 30 menit. Kedua, cara perebusan yaitu direbus menggunakan aquadest (60°-70°C) selama 15 menit, di-oven (60°-70°C) selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan perbandingan kadar protein total menggunakan metode Kjeldahl untuk menentukan metode pembuatan tepung cacing tanah yang paling baik. Optimasi granul dilakukan dengan 2 jenis pengikat dengan konsentrasi berbeda. Dari pengujian diperoleh formula terbaik adalah yang menggunakan pengikat amilum 5%. Lalu dilakukan orientasi perisa untuk menutupi rasa dan bau dari cacing tanah dan evaluasi perisa yang dilakukan berupa uji organoleptis dan uij hedonik. Pada tahap terakhir dilakukan pengujian kadar protein untuk memastikan kadar protein dalam formula. Kadar protein yang diperoleh dari formula akhir adalah 30,8%.

Keywords


Cacing tanah, tepung cacing tanah, protein, sumber protein, protein alternatif, granul, cacing tanah tergranulasi.

References


Astuti, N. D. (2001). Pertumbuhan dan Perkembangan Cacing Tanah Lumbricus rubellus dalam Media Kotoran Sapi yang Mengandung Tepung Darah. Institut Pertanian Bogor.

Auliah, A. (2008). Pengaruh Umur Terhadap Keragaman Kandungan Asam Amino Cacing Tanah Lumbricus rubellus. Universitas Negeri Makassar.

Cayot, N. dkk. (2009). Physico-chemical Characterisation of a non-conventional Food Protein Source from Earthworms and Sensory Impact in Arepas. Universite de Bourgogne, France.

Damayanti, E., H. Julendra dan A. Sofyan (2009). Pemanfaatan Tepung Cacing Tanah Lumbricus rubellus sebagai Agensia Anti-Pullorum dalam Imbuhan Pakan Ayam Broiler. Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.

Lachman, L, Lieberman, H, A. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III, Universitas Indonesia, Jakarta.

Meirinda, H. (2013). Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam Amino pada Ikan Patin Pangasius djambal. Universitas Jember.

Siregar, C.J.P. dan Wikarsa S. (2008). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Jakarta.

Widyanti, A. Y. (2016). Pengaruh dari Konsentrasi Pengikat PVP terhahap Karakteristik Tablet Ekstrak Air Daun Keji Beling Strobilanthes crispa. Universitas Islam Bandung.

Wiranda, G. dkk. (2009). Pengkayaan Produk Puyuh Melalui Pemanfaatan Pakan Lokal yang Mengandung Antioksidan dan Mineral sebagai Alternatif Penyediaan Protein Hewani Bergizi Tinggi, Institut Pertanian Bogor.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8181

Flag Counter    Â