Stabilitas Pigmen Warna Alami dari Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose) dan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Sediaan Lipstik Semisolid

Zulia Erni Rahmawati, Amila Gadri, Gita Cahya Eka Darma

Abstract


Lipstik merupakan kosmetik dekoratif yang digunakan untuk memperindah penampilan bibir dengan warna yang menarik. Zat warna alami dapat menjadi pilihan sebagai pewarna tetapi kelemahannya memiliki kestabilan yang rendah diakibatkan faktor seperti suhu, oksigen, cahaya dll. Penelitian ini bertujuan menstabilkan zat warna alami dari ekstrak daging buah naga merah dan bunga rosella dengan penambahan kopigmen (Rosmarinic acid) serta dapat digunakan menjadi pewarna alternatif pada sediaan lipstik semisolid. Pigmen betalain dari buah naga merah diekstraksi dengan metode homogenisasi sedangkan pigmen antosianin dari bunga rosella diekstraksi dengan metode maserasi. Selanjutnya dilakukan peningkatan stabilitas kedua pigmen dengan penambahan Rosmarinic acid dalam berbagai perbandingan. Kopigmen dan pigmen yang terbaik digunakan dalam pembuatan sediaan lipstik semisolid. Perbandingan yang paling optimum meningkatkan stabilitas yaitu 1:60 pada pigmen tunggal antosianin, sedangkan pigmen betalain dan kombinasinya dengan antosianin tidak dapat dipertahankan kestabilannya. Sediaan akhir dengan kombinasi candelilla wax dan bees wax masing-masing 6% dan 7% yang mengandung pigmen tunggal antosianin dari bunga rosella memiliki  titik leleh 44°-65°C, daya sebar yang baik serta stabil selama 28 hari penyimpanan pada suhu ruangan.


Keywords


Antosianin, Lipstik semisolid, Betalain, Asam rosmarinat

References


Cai Y., M. Sun & H. Corke. (2005). HPLC characterization of betasianins from plants in the Amaranthaceae, J. Chromatogr. Sci., 43, 454-60.

Catrien (2009). Pengaruh kopigmentasi pewarna alami antosianin dari rosela (hibiscus sabdariffa l.) dengan rosmarinic acid terhadap stabilitas warna pada model minuman ringan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dangles, O.,Saito,N dan Brouillard, R. (1993) Anthocyanin intramolecular copigment effect Phytochemistry, 34:199-124

Francis, F. J. (1985). Pigments and Other Colorants. Di dalam Fennema. Food Chemistry. New York.

Herbach, K.M., Stinizing, F.C., Carle, R. (2006b). Betalain stability and degradation structural and chromatic aspects. J. Sci. of food. Vol. 71.Nr.4.

Havlikova, L.K., Mikova, K. (1983) .Heat Stability of Betacyanins. Lebensm Unters Forsch 177: 247-250.

Iversen, C.K. 1999. Black Currant Nectar: Effect of Processing and Storage on Anthocyanin and Ascorbic Acid Content. Jurnal of Food Science, 64 (1): 37-41.

Jackman, R.L. and J.L Smith. (1996) . Anthocyanin and Batalains. Natural Food Colourants. Second Edition. London: Blackie Academic and Profersionals Jensen MB, Bergamo CA. Payet RM, Liu X, konczak I. (2011). Inflouence of copigment derived from Tasmania pepper leaf on Davidon’s plum anthocyanins. J Food Sci 76: C447-C453. DOI:10.1111/j.1750-3841.2011.02077.x.

Klaudia Hepi Dan Mutimatul Faidah, (2015). ‘Pengaruh Jumlah Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Lynn) Sebagai Bahan Pewarna Terhadap Hasil Organoleptik Lipstick’.e-Journal, vol.04 nomer 01,tahun 2015.

Man, J.M.de, (1997). Kimia Makanan. Institut Teknologi Bandung. Bandung

Rein, M. (2005). Copigmentation Reactions and Color Stability of Berry Anthocyanins [Disertasi]. Departemen Mikrobiologi dan Kimia Terapan. Universitas Helsinki

Strack, D., Vogt, T., and Schliemann, W. (2003). Rescent advances in betalain research. Phytochemistry, 62, 247-269.

Torskangerpoll K, Andersen OM. (2005). ‘Colour stability of anthocyanins in queous solutions at various pH values’. Food Chem 89: 427-440. DOI: 10.1016/j.foodchem.2004.03.002.

Winarno, F.G . (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8082

Flag Counter    Â