Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Bertingkat dan Fraksi Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl) terhadap Candida albicans.

Sartika Dewi, Kiki Mulkiya Yuliawati, Esti Rachmawati Sadiyah

Abstract


Daun pecut kuda merupakan tanaman liar yang secara empiris digunakan sebagai obat keputihan bagi wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak dan fraksi daun pecut kuda terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan. Serbuk pecut kuda yang sudah dikeringkan diekstraksi menggunakan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol, untuk medapatkan ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, dan ekstrak metanol. Pengujian aktivitas antijamur pada setiap ekstrak dilakukan menggunakan metode  sumuran dan dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu 250, 200, dan 150 mg/mL dengan pembanding ketokonazol (3 mg/mL). Hasil uji menunjukan bahwa ekstrak etilasetat memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan ekstrak n-heksan dan ekstrak metanol dengan diamater hambat rata-rata secara berurutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah adalah 2,733 ; 1,883 ; 1,306  cm. Ekstrak etil asetat kemudian difraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV). Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antijamur menggunakan KLT bioautografi dan salah satu bercak yang terdapat pada plat KLT menunjukkan adanya aktivitas antijamur yang ditandai dengan zona bening disekeliling terbentuknya sumuran.

Keywords


Antijamur; maserasi bertingkat; dan daun pecut kuda; (Stachytarhpeta jamaicensis (L.) Vahl ); Candida albicans

References


Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trobus Agriwidya, Bogor.

Darwis, W. Hafiedzani, M. Sri Astuti, R.R. (2012). Efektivitas Ekstrak Akar dan Daun Pecut Kuda Stachytarpetha jamaicensus (L) Vahl Dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida albicans Penyebab Kandidiasis Vaginalis. Jurnal ilmiah Konservasi Hayati, Vol. 08. No. 2. PP:1-6

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1989). Materia Medika Indonesia Jilid V. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, terjemahan: Kosasih Padmawinata dan Iwang soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Indrayanti, L. Soetjipto, H, dan Sihasale, L. (2006). Skrining fitokimia dan uji toksisitas ekstrak daun pecut kuda (Stachytarpetha jamaicensis (L.) Vahl) terhadap larva udang Artemia salina Leach. Jurnal Berk. Panel. Hayati, PP:57-61.

Jawetz, E., Melnick, J.L, dan Adelberg, E.A. (2012). Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25, Salemba Medika, Jakarta.

Marjoni, R. (2016). Dasar – Dasar Fitokimia, Trans Info Media, Jakarta.

Pratiwi, S,T., (2008). Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam. PT, Elex Media Komputindo, jakarta

Valkenburg dan Bunyapraphatsara. (2001). Stachytarpheta jamaicensis, Plants Resources of South-East Asia, Leiden University, Netherlands

Yuniarni, U. Surnadi, C, Minarti. (2013). Uji antibakteri ekstrak, fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi N-Heksan Daun Pecut Kuda (Stachytarpetha jamaicensis (L.) Vahl). Journal of Pharmaceutical Science and Technology, Juli, Vol.II. No.2. PP:53-58.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7940

Flag Counter    Â