Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid yang Berpotensi sebagai Antioksidan dari Herba Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)

Delia Mauliandani, Yani Lukmayani, Esti Rachmawati Sadiyah

Abstract


Pada penelitian ini telah diisolasi senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan dari herba bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Metode ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 95% dan menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 9,348%. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair (ECC) menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Ekstrak dan fraksi dipantau dengan kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak etil asetat : n-heksan (9,5:0,5), kemudian dilakukan pemantauan aktivitas antioksidan secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel  sGF254 dan fase gerak (5:5) serta diberi penampak bercak radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Fraksi etil asetat difraksinasi kembali dengan kromatografi cair vakum (KCV) dan dilakukan pemurnian dengan KLT preparatif hingga diperoleh isolat. Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KLT pengembangan tunggal dan KLT dua dimensi serta dilakukan karakterisasi dengan spektrofotometri UV-sinar tampak menggunakan pereaksi geser. Berdasarkan hasil karakterisasi dapat disimpulkan bahwa isolat flavonoid yang berasal dari herba bayam merah merupakan senyawa golongan antosianidin.



Keywords


herba bayam merah (Amaranthus tricolor L.), Isolasi, Antosianidin, Antioksidan

References


Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Bogor : Trobus Agriwidya. epartemen Kesehatan Republik Indonesia. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Dyahariesti, N. (2016). Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam (Amaranthus tricolor L.) sebagai Antioksidan dan Penurun Kadar Gula Darah. Jurnal Farmasi Indonesia. Halaman : 4.

Putra, R. (2015). Perbandingan Kadar Flavonoid Total dan Uji Aktivitas Antioksidan antara Bayam Hijau dan Bayam Merah. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Islam Bandung.

Grubben, G.J.H. et al., (1993). Amaranthus L. In : Siemonsma, J.S & Piluek, K. (eds.) Plants Resources of South – East Asia No.8 Vegetables. Prosea Foundation, Bogor Indonesia. pp.82-86.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Cetakan ke-I. Diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan. Jakarta :Yayasan Sarana Wana Jaya.

Markham,K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB.

Rahayu, Suwarni T., (2013). Evaluasi Kualitas Beberapa Genotipe Bayam (Amaranthus sp) Pada Penanaman di Jawa Barat. Jurnal Biologi Indonesia. Halaman : 3

Robinson, T., (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi keenam. Departement of Biochemistry, University of Maasachusetts, penerbit ITB. Bandung.

Sayuti, kesuma dan Yenrina rina. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang : Andalas University Press.

Suarsana dkk., (2015). Tanaman Obat : Sembuhkan Penyakit untuk Sehat. Denpasar-Bali : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat Universitas Udayana.

Syaifuddin. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss.) Segar dan Rebus dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil). Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.

Widianti, W. (2012). Potensi Antioksidan dan Sitotoksisitas Ekstrak Buah Ceremai (Phyllanthus acidus L.). Jurnal Kimia Indonesia.

Winarsi,H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Winangsih dkk,. (2013). Pengaruh Metode Pengeringan terhadap kualitas simplisia Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum L.). Jurnal Biologi Indonesia. Vol.XXI, No.1.

Youngson, R. (1998). Antioksidants : Vitamins C & E For Health. Jakarta: Penerbit Arcan




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.7912

Flag Counter    Â