Formulasi Granul Lepas Lambat Ondansetron Hidroklorida Dihidrat dengan Matriks Methocel K15M dan Pati Ganyong (Canna indica L.) Termodifikasi

Tio Adythia, Fitrianti Darusman, Arlina Prima Putri

Abstract


Abstract. Compliance in the use of drugs is very important to achieve maximum therapeutic effect. Ondancetron hydrochloride dihydrated anti vomit medication is commonly used in people with particularly vomit of pregnant women. However, half-time elimination a short time is 3 hours, cause drugs are given repeatedly in short intervals to give oral. Therefore, the purpose of this research is to formulate granule sustained release ondancetron hydrochloride dihydrated by using two different matrix comparison is methocel K15M of concentration 10% (F1.1), 20% (F1.2), 30% (F1.3)  and  starch ganyong (Canna indica L.) modified of concentration 15% (F 2.1), 30% (2.2) an looking at the pattern of influence's toward better dissolution takes pace's profile and as the controls made without matrix. Granule made by wet granulation method. The results showed better dissolution takes on rate formulation F1.1, F1.2, F1.3, F2.1, F2.2 dan F.3 the qualified rate of the test based on the Indonesian Pharmacopoeia better dissolution takes 4th Edition (2014;973) is F.1.1, F1.2 dan F.3 because in the fifth minute better dissolution takes not less than 80%, While that qualify sustained release only on off granula formulation F.1.3.

Abstrak. Kepatuhan dalam menggunakan obat sangatlah penting untuk mencapai efek terapi. Ondansetron hidroklorida dihidrat adalah obat antimual yang umum digunakan pada penderita mual khususnya ibu hamil. Namun, waktu paruh eliminasi yang pendek sekitar 3 jam menyebabkan obat diberikan berulang kali dalam interval waktu yang pendek untuk pemberian secara oral. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ondansetron hidroklorida dihidrat dalam bentuk sediaan granul lepas lambat dengan menggunakan perbandingan 2 matriks yang berbeda yaitu methocel K15M dan pati ganyong (Canna indica L.) termodifikasi serta melihat pengaruh pola pelepasannya terhadap profil uji laju disolusi. Matriks K15M ditambahkan dengan perbandingan konsentrasi 10% (F1.1), 20% (F1.2), 30% (F1.3) serta matriks pati ganyong (Canna indica L.) termodifikasi dengan perbandingan konsentrasi 15% (F2.1), 30% (F2.2) dan sebagai kontrol dibuat tanpa matriks (F3). Granul dibuat dengan metode granulasi basah. Hasil uji laju disolusi menunjukkan pada semua formula yang memenuhi syarat uji laju disolusi berdasarkan farmakope indonesia edisi 4 (2014;973) yaitu F.1.1, F1.3 dan F.3 karena pada menit ke 15 terdisolusi tidak kurang dari 80%, sedangkan yang memenuhi syarat granul lepas lambat hanya pada formula F.1.3.


Keywords


Ondasetron hidroklorida dihidrat, granul lepas lambat, pati ganyong termodifiaksi

References


Ansel, H.C. 1989. pengatar bentuk sediaan farmasi. Terjemahan Farida Ibrahim. Edisi IV. Jakarta : UI Press. Hal 287-292

Depkes, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Rahada, kirana dan Hoan Tjau T. 2007. Obat-obat penting. Edisi ke 6. Jakarta : Gramedia;. Hal 280-281

Rowe, Raymond C. 1994, Sian. Handbook of Pharmaceutical Exipient. 5th ed., Washington D.C : American Pharmaceutical Association and Pharmaceutical Society of Great Britain;. Hal 430-433, 389-391, 278-282.

Shargel, Leon. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetika. Edisi II. Surabaya. : Universitas Airlangga. Hal 466-467




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.5040

Flag Counter    Â