Optimasi Preparasi dan Analisis Antibiotik Tetrasiklin dalam Hati Ayam Menggunakan Teknik Solid Phase Extraction (SPE) Catridge Strata® C18-E dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Wendy Wijaya, Diar Herawati Effendi, Hilda Aprilia

Abstract


Abstrak. Tetrasiklin merupakan golongan antibiotik yang banyak digunakan oleh peternak sebagai obat maupun tambahan pakan untuk memacu pertumbuhan. Pemakaian antibiotik tetrasiklin yang berlebihan dalam pakan ternak dapat menimbulkan residu di jaringan organ yang menyebabkan reaksi alergi, resistensi terhadap bakteri tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi metode analisis antibiotik tetrasiklin dalam hati ayam menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) untuk menghasilkan data kuantitatif yang memenuhi kriteria validasi. Analisis dilakukan dengan mengekstraksi sampel menggunakan pelarut asam trikloroasetat 20% dan buffer oksalat dihidrat; 0,01 M; pH 4. Sampel dimurnikan menggunakan catridge SPE Strata C18-E dengan pelarut elusi campuran asetonitril : metanol : buffer oksalat dihidrat; 0,01 M; pH 4 (14 : 56 : 30 v/v/v). Selanjutnya sampel dianalisis menggunakan KCKT kolom SB-C18. Elusi dilakukan dengan cara isokratik dengan fase gerak yaitu campuran asetonitril, metanol dan buffer oksalat dihidrat; 0,01 M;  pH 4 (14 : 56 : 30 v/v/v) dengan waktu retensi 2,849 menit, laju alir 1 mL/menit, dan menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 365 nm. Hasil validasi metode analisis menghasilkan persen recovery dari akurasi 98,5143-104,8780%, simpangan baku relatif dari presisi 0,0310%, koefisien kolerasi dari linieritas 0,998 dan koefisien varian 0,0323%, konsentasi batas deteksi 0,0500 ppm dan batas kuantifikasi adalah 0,1668 ppm.


Keywords


Hati Ayam, Residu, Tetrasiklin, SPE, KCKT

References


Amdur, M.O., J. Doull, and C.D. Klaassen. (1996). Casarett and Doull’s: Toxicology The Basic Science of Poisons. 3th Ed. McGrow Hill, Inc. Toronto.

Badan Standarisasi Nasional. SNI No: 01-6366-2000. Batas Maksimum Residu Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Makanan Asal Hewan. Jakarta.

Berendsen BJA, Rijhn JAV. (2006). Residue analysis of tetracycline in poultry muscle, shortcomings revealed by a proficiency test. Food Additives and Contaminants 23(11):1141-1148.

Castellari M, Reguiero JAG. (2003). HPLC determination of tetracycline in lamb muscle using an RP-C18 monolithic type column. Chromatographia 58:789-792.

CODEX. (2006). MRLs for Veterinary Drugs in Foods. 26th Session of the Codex Allimentarius Commision. p. 4.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Frank, C. (1996). Toksikologi Dasar Asas, Organ sasaran dan Penilaian Risiko. Edisi kedua. Penerjemah EDI Nugroho. UI Press Jakarta.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar, Yogyakarta.

Ibrahim, Dr. Slamet, dkk. (1990). Analisis Antibiotika. Bandung : ITB.

Perdian H. (2015). Analisis Residu Golongan Tetrasiklin Pada Daging Ayam Dikawasan Coblong Kota Bandung Dengan Metode Kromatogram Cair Kinerja Tinggi [SKRIPSI]. Bandung: Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung.

Putri M. (2015). Pengembangan Metode Analisis Antibiotik Tetrasiklin dalam Hati Ayam Menggunakan Kromatogram Cair Kinerja Tinggi [SKRIPSI]. Bandung: Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung.

Sukandar, Prof. Dr. Elin Yulinah, dkk. (2008). ISO Farmakoterapi. PT,ISFI, Jakarta.

Yuningsih. (2004). Keberadaan residu antibiotika dalam produk peternakan (susu dan daging). Di Dalam: Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan. Bogor: Balai Penelitian Veteriner.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.5012

Flag Counter    Â