Studi Peresepan Obat Racikan untuk Anak di Satu Klinik di Kota Bandung : Kajian Permasalahan Stabilitas

Yanti Aryanti, Fetri Lestari, Umi Yuniarni

Abstract


Abstract. Unavailability frequent of drug suitable for children in health care, make doctor offten overcome these problem by providing an extemporaneous prescription. Altough it was helpful, but the risks may result from its use. Not only effects the body’s physiological, dosage formulation extemporaneous can also affect the quality of the product in terms of physical and chemical stability. Therefore in this study to conducted problems of stability assesment of the extemporaneous prescription for pediatric on a clinic in Bandung City. This study is a retrospective, data taken from the patiens prescription for chhildren written by a general practitioner, pediatrician, dermatologist and sex on 15 August to 31 December 2015 in a clinic in Bandung City. study results indicate the quantity of extemporaneous  prescriptions for children that accour on a main clinics in Bandung City is 19,16% extempraneous problem that effect the stability of the active substance as 18,49%.

Abstrak. Seringnya terjadi ketidak tersedia obat yang sesuai untuk anak di pelayanan kesehatan, membuat dokter sering mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan resep racikan. Meskipun obat racikan bermanfaat, namun resiko dapat terjadi akibat penggunaannya. Tidak hanya berefek terhadap fisiologis tubuh, formulasi sediaan yang dibuat dalam bentuk racikan juga dapat mempengaruhi kualitas produk dalam segi stabilitas fisik maupun kimia. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai permasalahan stabilitas pada sediaan obat racikan untuk pasien anak. Penelitian ini merupakan studi retrospektif, data diambil dari resep untuk pasien anak yang diberikan oleh dokter umum, dokter spesialis anak serta dokter spesialis kulit & kelamin pada tanggal 15 Agustus sampai 31 Desember tahun 2015 di  satu klinik utama di Kota Bandung. Hasil kajian menunjukkan kuantitas peresepan obat racikan anak yang terjadi di satu klinik di Kota Bandung selama tahun 2015 adalah  19,16%. Permasalahan peracikan obat yang mengganggu stabilitas zat aktif  sebanyak  18,49%.


Keywords


obat racikan, peresepan obat untuk anak, permasalahan stabilitas, klinik kota bandung

References


Ansel, H. C. and J., Shelly. (2006). Kalkulasi Farmasetik: panduan untuk apoteker, EGC, Jakata

Beringer, P. Et.al. (2005). Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 21th ed, Lippincontt Williams & Wilkins, USA.

Costello, I. et.al. (2007). Pediatric Drug Handling, Pharmaceutical Press, London.

Tjay H. H. dan Rahardja, K. (2007). Obat-obat penting: Khasiat, penggunaan dan efek samping, Gramedia, Jakarta.

McEvoy, G. K. (2011). AHFS Drug Information Essentials, American Society of Healt System Pharmacist, Bethesda.

NCBI PubChem. (2005). Chlorpheniramine, [Online], http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, diunduh pada 25 Juli 2016

Siahaan dan Mulyani. (2013). ‘Praktik Peracikan Puyer untuk Anak Penderita Tuberkulosis di Indonesia’. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No.4.

WHO. (2006). Pemastian Mutu Obat: Kompendium dan pedoman bahan-bahan terkait/ WHO, alih bahasa Mimi V. Syarhaputri, editor edisi bahasa indonesia July Munurung, EGC Jakarta.

Wiedyaningsih, Chairun. (2013). Faktor Pendorong Peresepan Racikan Untuk Pasien Anak Rawat Jalan [abstrak], Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.4665

Flag Counter    Â