ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.)

Tiara Pramu Dita, Livia Syafnir, Leni Purwanti

Abstract


Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun pacar air (Impatiens balsamina Linn), dengan tujuan untuk mengetahui golongan senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun pacar air. Hasil uji parameter standardisasi ekstrak dan simplisia adalah kadar air 6,12%, kadar sari larut air 20,67%, kadar sari larut etanol 6,77%, susut pengeringan 9,85%, kadar abu total 1,26%, kadar abu tidak larut asam 0,76% dan bobot jenis 0,72%. Berdasarkan hasil skrining fitokimia simplisia mengandung senyawa flavonoid, saponin, polifenolat, triterpenoid dan steroid. Ekstraksi dilakukan dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak etanol yang diperoleh di fraksinasi dengan metode fraksinasi cair – cair menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat dan air. Hasil fraksinasi dilakukan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan berbagai fase gerak. Hasil KLT terbaik diperoleh dari fraksi etilasetat dengan pengembang n-heksana : etilasetat (5:5). Hasil KLT kemudian dilakukan kromatografi kolom dan dilakukan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif dengan fase gerak n-heksana : etilasetat (50:50). Isolat fraksi etil asetat yang diperoleh di karakterisasi dengan spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan pereaksi geser AlCl3/HCl. Hasil penafsiran spektrofotometri UV-Vis adalah senyawa golongan flavonoid flavonol yang kemungkinan mempunyai 5-OH dengan gugus prenil pada C6.


Keywords


Pacar air, Flavonoid, KLT, KLTP, Spektrofotometri UV-Vis.

References


Agoes, G. (2009). Teknologi Bahan Alam, Penerbit ITB, Bandung.

Cronquist, A. (1981). An Intregated System of Classification of Fowering Plants.

Columbia University Press, New York.

David, G., dan Watson. (2009). Analisis Farmasi, Edisi 2, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Departemen Keseharan Republik Indonesia. (1977). Materia Medika Indonesia.

Jilid 1, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1986). Sediaan Galenik, Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Inventaris Tanaman Obat

Indonesia (III), Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan, Jakarta.

Djauhariyah. (2004). Gulma Berkhasiat Obat, Penebar Swadaya, Jakarta.

Farnsworth, N. R. (1966). Bioligical and Pharmaceutical Screening Of Plants, J.

Pharm. Sci, 55 (3) :245-264.

Gandjar, I.G dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

Gritter, R. J. Bobbitt, J. M., Dan Scharring, A. E. (1991). Pengantar

Kromatografi, Edisi Kedua, terjemahan Padmawinata, K., Penerbit ITB,

Bandung.

Gunawan. (1995). Ilmu Obat Alam, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.

Harbone, J. B. (1996). Metode Fitokimia Penuntun cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Terbitan Kedua, Penerbit ITB, Bandung.

Hostettmann, K, Hostettmann M, Marston, A. (1995). Cara kromatografi

preparatif, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit UI Press, Jakarta.

Langi, P.V. (2013). Isolasi dan Identifikasi Senyawa X Ekstrak Etanol Biji Kenari

(Canarium indicum L.) yang diperoleh dari pasar di Manado, Calyptra:

Jurnal ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Fakultas Farmasi 2(1).

Markham, K. R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid, terjemahan: Padwamiwanata, K., Penerbit ITB, Bandung.

Marliana, S. D., Suryanti, V. dan Suyono. (2005). Skrining fitokimia dan Analisis

kromatografi lapis tipis komponen kimia buah labu siam (Sechium edule

Jacq. Swartz.) dalam ekstrak etanol, Biofarmasi. 3 (1).

Mlati, I., (2007). Isoalasi Flavonoid dari Fraksi Etil Asetat Kaliks Rosel (Hibiscus

sabdariffa L.), [Skripsi], Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi,

Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Muhiedin. (2008). Efisiensi proses ekstraksi oleorasin lada hitam dengan metode

ekstraksi multi tahap [Skripsi], Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.

Mursito. (2001). Ramuan Tradisional Untuk Kesehatan Anak. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Phuphathanaphong L. (1999). Impatiens balsamina L. dalam Lemmens, R.H.M.J

dan Wulijarni – Soetjipto, N: Sumber Daya Nabati Asia Tenggara no 3.

Tumbuh-tumbuhan penghasil pewarna dan tanin. PT. Balai Pustaka,

Jakarta, Prosea Indonesia, Bogor.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi Keenam,

terjemahan Padmamiwanata, K, Penerbit ITB, Bandung.

Sa’adah, L. (2010). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin Dari Daun Belimbing

Wuluh ( Averrhoa bilimbi ), [Skripsi], Jurusan Kimia Fakultas Sains &

Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Saifudin, dkk. (2011). Standardisasi Obat bahan Alam. Edisi pertama, Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Supratman, U.M. (2010). Elusidasi struktur senyawa organik metode spektroskopi

untuk penentuan struktur senyawa organik, Widya Padjajaran, Bandung.

WHO. (2011). Quality control for Herbal Materials, World Health Organization.

Wonorahardjo, S. (2013). Metode-Metode Pemisahan Kimia, Cetakan 1,

Akademia Permata, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.418

Flag Counter    Â