Pengembangan Sediaan Gel Mengandung Gel Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) dan Kitosan dengan Uji Aktivitas Penyembuh Luka Bakar pada Mencit Swiss Webster Jantan (Mus musculus L.)

Mubarik Ahmad, Sani Ega Priani, Fetri Lestari

Abstract


Abstract. A burn is damage to the skin layer caused by a hot object. Aloe vera gel and chitosan gel are known to be potentially used as a burn wound healing. This study aims to develop aloe vera gel formula on the basis of chitosan gel which has characteristics and good physical stability and to know the burn wound healing activity of the gel preparations at various concentrations of aloe vera gel. The research was begun with chitosan gel base optimization at concentrations of 2, 3, and 4%. Furthermore, gel preparations were made at optimum chitosan gel concentration and aloe vera gel added at various concentrations of 10%, 20%, and 30%. The gel preparations were subjected to a physical evaluation and activity test for the healing of burns on Swiss Webster male mice. The test was carried out for 21 days and observed the test parameters including the time of formation and removal of the scab and the diameter of the burn. The results showed that gel preparations with 4% chitosan concentration in the three concentrations of aloe vera gel had good physical properties based on organoleptic testing, homogeneity, viscosity, flow properties, pH, dispersibility and stability. Gel preparations with aloe vera gel concentrations of 20% and 30% had significant burn healing activity with control preparations (p <0.05). Gel preparations with aloe vera gel concentration of 30% have a better burn healing activity compared to the comparative preparations (p <0.05).

Keyword: Gel, burn, aloe vera, chitosan, mice.       

Abstrak. Luka bakar adalah suatu kerusakan lapisan kulit yang disebabkan oleh benda panas. Gel lidah buaya dan gel kitosan diketahui berpotensi digunakan sebagai penyembuh luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula gel lidah buaya dalam basis gel kitosan yang memiliki karakteristik dan stabilitas fisik yang baik serta mengetahui aktivitas penyembuh luka bakar dari sediaan gel tersebut pada berbagai konsentrasi gel lidah buaya. Penelitian diawali dengan optimasi basis gel kitosan pada konsentrasi 2, 3, dan 4%. Selanjutnya sediaan gel dibuat pada konsentrasi gel kitosan optimum dan ditambahkan gel lidah buaya pada berbagai konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Terhadap sediaan gel dilakukan evaluasi fisik dan uji aktivitas penyembuh luka bakar terhadap mencit jantan galur Swiss Webster. Pengujian dilakukan selama 21 hari dan diamati parameter uji meliputi waktu terbentuk dan terlepasnya keropeng serta diameter luka bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel dengan konsentrasi kitosan 4% pada ketiga konsentrasi gel lidah buaya memiliki sifat fisik yang baik berdasarkan pengujian organoleptis, homogenitas, viskositas, sifat alir, pH, daya sebar dan stabilitas. Sediaan gel dengan konsentrasi gel lidah buaya 20% dan 30%  memiliki aktivitas penyembuh luka bakar yang berbeda bermakna dengan sediaan kontrol (p<0,05). Sediaan gel dengan konsentrasi gel lidah buaya 30% memiliki aktivitas penyembuh luka bakar yang lebih baik dibandingkan dengan sediaan pembanding (p<0,05).

Kata kunci : Gel, luka bakar, lidah buaya, kitosan, mencit.


Keywords


Gel, luka bakar, lidah buaya, kitosan, mencit.

Full Text:

PDF

References


Alemdaroglu C, Degim Z, Celebi N, Zor F, Ozturk S, Erdogan D, (2006). An investigation on burn wound healing in rats with chitosan gel formulation containing epidermal growth factor. Burns, 32: 319-320.

Allen Jr., V. Loyd., (2002). The Art, Science and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition,. American Pharmaceutical Association, USA.

Aponno, Jeanly V.; Yamlean, Paulina V. Y.; Supriati, Hamidah S. (2014). Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Penyembuhan Luka Yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus). PHARMACON, Vol. 3, No.2: 284-285.

Aspan, Ruslan. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup. Badan POM RI; Direktorat Obat Asli Indonesia.

Atik, Nur dan R., Januarsih Iwan A. (2009). Perbedaan Efek Pemberian Topikal Gel Lidah Buaya (Aloe vera L.) Dengan Solusio Povidone Iodine Terhadap Penyembuh Luka Sayat Pada Kulit Mencit (Mus Musculus). Makalah Kedokteran Bandung (ISSN 2338-6223). Vol. 41, No. 2.

Badan POM RI. (2008). Acuan Sediaan Herbal volume 4 edisi 1. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Badri Prakash Nagori, Renu Solanki. (2011). Role of medicinal plants in wound healing. Research Journal of Medicinal Plant. Vol. 5, No. 4: 395.

Boateng, Joshua C., Kerr H. Matthews, Howard N.E. Stevens, Gillian M. Eccleston. (2008). Wound Healing Dressing and Drug Delivery System. Journal Of Pharmaceutical Sciences, Vol. 97, No. 8: 2892-2893.

Christaki, Efterpi V. And Florou- Paneri, Panagiota, C. (2010). Aloe vera: a plant for many uses. Journal of Food, Agriculture & Environment, Vol. 8, No. 2: 245 - 249.

Dai, Tianhon; Tanaka, Masamitsu; Huang, Ying-Ying; and Hamblin, Michael R. (2011). Chitosan Preparations for Wounds and Burns: antimicrobial and Wound Healing Effects. Expert Rev. Anti Infect. Ther. Vol. 9, No. 7:857-859.

DSN. (1996). Sediaan Tabir Surya. Jakarta: Dewan standardisasi Nasional.

Fang, B., Yu, M., Zhang, W., Wang, F. (2016). A New Cosmetics Preservation and the effect of the particle size of the emulsion droplets on preservation efficacy. International Jurnal Cosmetic Science, 1-8.

Fitriansyah, Sani Nurlaela; Wirya, Sohadi; Hermayanti, Cici. (2016). Formulasi Dan Evaluasi Spray Gel Fraksi Etil Asetat Pucuk Daun Teh Hijau (Camelia sinensis [L.] Kuntze) Sebagai Antijerawat. PHARMACY, Vol.13 No. 02: 208.

Hamman, Josias, H. (2008). Composition and Applications of Aloe vera Leaf Gel. Molecules. 13, 1599-1616.

Kabara, A. A., et al. (1997). Fatty Acid and Esters as Multifunctional Components. In reservatice-free ad self preserving cosmetics and drugs. Principle and Practice.†Marcel Dekker: Cosmetic Science and Technology Series.

Knorr, Dietrich. (1982). Functional Properties of Chitin and Chitosan. Journal Of Food Science. Vol. 47:593.

Kuncari, Emma Sri; Iskandarsyah dan Praptiwi. (2014). Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik dan Sineresis Sediaan Gel yang Mengandung Minoksidil, Apigenin dan Perasan Herba Seledri (Apium graveolens L.). Bulletin Penelitian Kesehatan. Vol. 42, No. 4: 213-222.

Moenadjat, Y. (2003). Luka Bakar Pengetahuan Klinik Praktis. Edisi II. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Silalahi, J. dan C. Surbakti. 2015. Burn Wound Healing Activity of Hydrolyzed Virgin Coconut Oil. International Journal of PharmTech Research. Vol. 8, No. 1: 67-73.

Sinko, Patrick J. (2011). Martin’s Physical Pharmacy And Pharmaceutical Sciences: Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical Sciences. sixth edit. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 855-856.

Wirongrong, Tongdeesoontron; Mauer, Lisa J.; Wongruong, Sasitron; Sriburi, Pensiri; Rachtanapun, Pornchai. (2011). Effect of Carboxymethyl Cellulose Concentration on Physical Properties of Biodegradable Cassava Starch-Based Films. Chemistry Central Journal. Vol 5, No. 6: 1-8.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.23183

Flag Counter    Â