Perbandingan Parameter Standar dan Aktivitas Antibakteri Madu Manuka Dan Madu Rahmi dengan Metode Difusi Agar

Rantika Sandra Setiawan, Diar Herawati, Bertha Rusdi

Abstract


Dalam penelitian ini dibandingkan kualitas Madu Manuka dan Madu Rahmi menggunakan parameter standar dan aktivitas antibakteri. Parameter yang diuji dalam penelitian ini meliputi uji organoleptis, uji keasaman, uji kadar air dan indeks bias. Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis) dan bakteri Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli) dengan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode difusi agar dan pengujian potensi antibakteri dengan menggunakan pembanding kloramfenikol dan tetrasiklin HCl. Hasil yang diperoleh Madu Manuka dan Madu Rahmi memenuhi persyaratan organoleptis, sedangkan untuk keasaman, indeks bias dan kadar air tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan SNI dan US Standar. Hasil uji KHM Madu Manuka dan Madu Rahmi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Hasil uji potensi Madu Manuka terhadap bakteri Staphylococcus aureus setara dengan 9958,598 ppm kloramfenikol, sedangkan hasil uji potensi Madu Manuka setara dengan 36,2 ppm tetrasiklin HCl. Hasil uji potensi Madu Manuka dan Madu Rahmi terhadap bakteri Bacillus subtilis setara dengan 7449,624 ppm dan 15162,164 ppm kloramfenikol, sedangkan hasil uji potensi Madu Manuka dan Madu Rahmi setara dengan 341 ppm dan 430,4 ppm tetrasiklin HCl. Dan hasil uji potensi Madu Rahmi terhadap bakteri Escherichia coli setara dengan 14837,3 ppm kloramfenikol, sedangkan hasil uji potensi Madu Rahmi setara dengan 1977,3 ppm tetrasiklin HCl.


Keywords


Antibakteri, Madu Manuka, Madu Rahmi, Kloramfenikol, Tetrasiklin HCl

References


Allen K.L. dkk. (1991). A Survey of The Antibacterial Activity of Some New Zealand Honeys. USA : Journal of Pharmacy and Pharmacology 43: 817-822.

Altman, Nathanael. (2010). The Honey Prescription: The Amazing Power of Honey as Medicine. New York : Inner Traditions / Bear & Co : 83.

Cheputis, Lynne. (2008). Healing Honey: A Natural Remidy for Better Health and Wellness. USA : Universal-Publishers : 34.

Codex Alimentarius. (2001). Draft Revised Standard for Honey. Alinorm 01/25 19-26.

Crane, Eva. (1979). Honey :A Comprehensive Survey. London.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan. : 891-898.

Duncan Michener, Charles. (1974). The Social Behavior of the Bees: A Comparative Study. USA : Harvard University Press :214.

Estevinho, Leticia. dkk. (2008). Antioxidant and Antimicrobial Effects of Phenolic Compounds Extracts of Northeast Portugal Honey. Food and Chemical Toxicology Volume 46, Issue 12 : 3774 - 3779.

Nedret Koc, Ayᶊe. dkk. (2011). Antifungal Activity of The Honeybee Products Against Candida spp. and Trichosporon spp. Journal of Medicinal Food. USA.

Rai, Mahendra. Kon, Kateryna. (2013). Fighting Multidrug Resistance with Herbal Extracts, Essential oils and Their Components. UK : Academic Press : 5.

Suranto, Adji. (2004). Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Depok : AgroMedia : 2, 39 .

United States Pharmacopeial Convention. (2013). USP36 NF31, 2013: U. S. Pharmacopoeia National Formulary, Volume 1. USA : United States Pharmacopeial : 81.

Vit, Patricia. R.M. Pedro, Silvia. David, Roubik. (2013). Pot-Honey: A Legacy of Stingless Bees. Springer Science & Bussines Media :502.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.1922

Flag Counter    Â