Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap Pertumbuhan Fungi Candida albicans dan Microsporum gypseum

Abstract

Abstract. Empirically the red betel leaf (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Has been used by the community for treatment for leucorrhea, inflammation of the eyes, inflammation of the gums, hypertension. Red betel leaves have been known to contain alkaloid compounds, flavonoids, tannins, and essential oils that can be used as antifungi. The antifungal activity of red betel leaf ethanol extracts, which inhibits the growth of Candida albicans and Microsporum gypseum, determines the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) which has antifungal activity against Candida albicans and Microsporum gypseum, and determines the value of equality of antifungal activity against comparable antibiotics. The antifungal test of red betel leaf extract ethanol extract in Candida albicans and Microsporum gypseum was carried out by diffusion agar method with perforation on Saboraud Dextrose Agar (SDA) media. Ethanol extract of red betel leaf on Candida albicans gave antifungal activity at 15% and 10% concentrations, while Microsporum Gypseum gave antifungal activity at concentrations of 10% and 7,5%. MIC of ethanol extract of red betel leaves inhibited the growth of Candida albicans by 5%, while 2,5% inhibited the growth of Microsporum gypseum. The value of equality of antifungal activity against Candida albicans was 1 mg of ethanol extract of red betel leaf equivalent to 12 x 10^-3 mg of ketoconazole and Microsporum gypseum of 1 mg of ethanol extract of red betel leaf equivalent to 2,26 mg of ketoconazole.

Keywords: Red betel leaf (Piper crocatum Ruiz & Pav.), Candida albicans, Microsporum gypseum.

Abstrak. Secara empiris daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) telah digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan keputihan, radang pada mata, radang pada gusi, hipertensi. Daun sirih merah telah diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai antifungi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dan Microsporum gypseum, menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) yang memiliki aktivitas antifungi terhadap Candida albicans dan Microsporum gypseum, serta mengetahui nilai kesetaraan aktivitas antifungi terhadap antibiotik pembanding. Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun sirih merah pada Candida albicans dan Microsporum gypseum dilakukan dengan metode difusi agar dengan perforasi pada media Saboraud Dextrose Agar (SDA). Ekstrak etanol daun sirih merah pada Candida albicans memberikan aktivitas antifungi pada konsentrasi 15% dan 10%, sedangkan Microsporum gypseum memberikan aktivitas antifungi pada konsentrasi 10% dan 7,5%. KHM ekstrak etanol daun sirih merah dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans sebesar 5%, sedangkan 2,5% dalam menghambat pertumbuhan Microsporum gypseum. Nilai kesetaraan aktivitas antifungi terhadap Candida albicans sebesar 1 mg ekstrak etanol daun sirih merah setara dengan 12 x 10^-3 mg ketokonazol dan terhadap Microsporum gypseum sebesar 1 mg ekstrak etanol daun sirih merah setara dengan 2,26 mg ketokonazol.

Kata Kunci: Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.), Candida albicans, Microsporum gypseum.