Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Derajat Keparahan Akne Vulgaris Mahasiswa FK Unisba

Aulia Nur Fitriani, Sadiah Achmad, Deis Hikmawati

Abstract


Akne vulgaris (AV) adalah suatu penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya yang melibatkan unit pilosebaceous yang terlihat terutama pada remaja. Penyebab timbulnya AV masih belum diketahui pasti. Patogenesis akne terdiri atas banyak faktor salah satunya adalah makanan. Makanan dapat mempengaruhi Indeks Masa Tubuh (IMT). Indeks Masa tubuh dapat mempengaruhi derajat keparahan AV sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dengan derajat keparahan AV. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISBA tingkat I ̶ IV tahun ajaran 2016 ̶ 2017 yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian berjumlah 50 orang yang dipilih dengan cara non-probability sampling menggunakan metode consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dari dokter spesialis kulit dan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan menggunakan fisher’s exact pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan derajat keparahan AV pada mahasiswa Fakultas kedokteran UNISBA tingkat I ̶ IV tahun ajaran 2016 ̶ 2017 dengan nilai p=0,25 (nilai p>0,05). Hal ini dapat terjadi diakibatkan karena AV dapat disebabkan oleh multifaktoral, baik eksogen atau endogen.

 


Keywords


Akne Vulgaris, Indeks Massa Tubuh, Derajat Keparahan Akne

References


Zaenglein AL, Thiboutot DM, Graber EM. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw-Hill; 2012. hlm. 897–913.

Rizqun NA. Akne Vulgaris Pada Remaja. Med Fac Lampung Univ. 2015;4(6):102–9. [diunduh 2 Januari 2017]. Tersedia dari: http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/616/620

Togo P, Osler M, Sørensen T, Heitmann B. Review Food intake patterns and body mass index in observational studies. Int J Obes. 2001;25:1741–51. [diunduh 22 Februari 2017]. Tersedia dari: http://www.nature.com/ijo/journal/v25/n12/full/0801819a.html

WHO Technical Report Series 894 [database on the Internet]. Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic. c2000 [diunduh 7 januari 2017]. Tersedia dari: http://whqlibdoc.who.int/trs/WHO_TRS_894.pdf

Flegal KM, Kit BK, Graubard BI. Body mass index categories in observational studies of weight and risk of death. Am J Epidemiol. 2014;180(3):288–96.

Ferrier DR. Lippincott’s Illustrated Reviews Biochemistry. Edisi ke-6. Harvey RA, penyunting. Baltimore: Wolters Kluwer; 2014. hlm. 349.

Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. EGC; 2011. hlm. 708 ̶ 10.

Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. EGC; 2005. hlm. 917 ̶ 8.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Lap Nas 2013. 2013;1–384. [diunduh 7 januari 2017]. Tersedia

dari:http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

Albunaja KO. Changes in the hormone and lipid profile of obese adolescent Saudi females with acne vulgaris. Brazilian J Med Biol Res. 2009;42(6):501–5. [diunduh 27 Desember 2016]. Tersedia dari: http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0100-879X2009000600005&script=sci_arttext&tlng=es

Melnik BC, John SM, Plewig G. Acne: Risk indicator for increased body mass index and insulin resistance. Acta Derm Venereol. 2013;93(6):644–9.

Rudyn Reymond Panjaitan. Hubungan Antara Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Dengan Insulin-Like Growth Factor-1 Pada Pasien Akne Vulgaris di RSUP.H.Adam Malik. 2012;(17):7–13.

Lajevardi V, Ghodsi SZ, Daneshpazhooh M, Kazemi H, Aryanian Z, Goodarzi A. The relationship between body mass index and the severity of acne. Iran J Dermatol. 2014;17(1):13–7.

Kementerian Kesehatan RI [database on the Internet]. Infodatin Reproduksi Remaja. c2012 [diunduh 7 Januari 2017]. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id/resources/.../infodatin/infodatin%20reproduksi%20remaja-ed.pdf

Lu LY, Lai HY, Pan ZY, Wu ZX, Chen WC, Ju Q. Obese/overweight and the risk of acne vulgaris in Chinese adolescents and young adults. Hong Kong J Derm Venereol 2017;25:5–2.

Leyden JJ. Therapy for Acne Vulgaris. N Eng J Med. 1997 Apr 17;336(16):1156-62.

Lukmana D, Hikmawati D, Kharisma Y. Pengaruh Tingkat Stress Terhadap Akne Vulgaris pada Mahasiswa Tingkat I Dan IV Fakultas Kedokteran Unisba Tahun Ajaran 2015/2016. GMHC. 2016;2(2):87–92.

Hanisah A, Omar K, Shah SA. Prevalence of acne and its impact on the quality of life in school-aged adolescents in Malaysia Prevalence of acne and its impact on the quality of life in school-aged adolescents in Malaysia. J Primary Health Care. 2009 March;1(1):20-5.

Sutanto SR. Derajat Penyakit Acne Vulgaris Berhubungan Positif Dengan Kadar MDA. Denpasar: Universitas Udayana Denpasar; 2013.

Padmavathy KM, Kumar JP, Malik AS, Pandurangan T, Marya RK, Hm R. Evaluation of Acne Severity and Its Impact on Young Adults. RRJMHS 2014 Okt-Des;3(4):141–144.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.8317

Flag Counter    Â