Pengaruh Warna Tempat Penampungan Air (TPA) terhadap Keberadaan Larva Aedes aegypti

Fadlurrahman Naufal Avianto, Ismawati Ismawati, Hilmi Sulaiman Rathomi

Abstract


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di wilayah tropis maupun subtropis, terutama Asia Tenggara. DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sejak tahun 1968 dan menyebar di 436 kabupaten/kota dan cenderung terus meningkat. Beberapa faktor mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti, diantaranya suplai air, kelembaban, suhu, serta warna TPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna TPA terhadap keberadaan larva Aedes aegypti. Metode cohort observational dilakukan untuk melihat perilaku nyamuk Aedes aegypti dengan menempatkan nyamuk Aedes aegypti pada sangkar yang didalamnya terdapat 3 buah TPA dengan warna yang berbeda. Jumlah Sangkar yang digunakan adalah 3 buah pada setiap satu kali pengulangan penelitian dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali secara paralel. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Juli 2017 di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Hasil analisis menggunakan uji one-way ANOVA pada penelitan 1, 2, dan 3 menunjukkan terdapat pengaruh dari warna TPA terhadap keberadaan larva Aedes aegypti. Hasil yang didapatkan dari penghitungan post hoc pada penelitian 1,2, dan 3 bahwa TPA berwarna hitam dan hijau memiliki perbedaan yang bermakna dibandingkan TPA berwarna putih. Sementara diantara TPA berwarna hitam dan hijau tidak terdapat perbedaan yang  bermakna.


Keywords


Aedes aegypti, Demam Berdarah dengue, Warna Tempat Penampungan Air

References


Candra, A. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi , Patogenesis , dan Faktor Risiko Penularan Dengue Hemorrhagic Fever 2, 110–119 (2010).

Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia. Situasi Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. 1–3 (2014).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kendalikan DBD dengan PSN 3M Plus. 2015–2016 (2016).

Hadisaputro, I. Irianto Hadisaputro , 2009. Faktor-faktor Ligkungan Tempat Penampungan Air (TPA) yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk. 2–3 (2009).

Milana Salim dan Febriyanto. Survei Jentik Aedes aegypti di Desa Saung Naga Kab. Oku Tahun 2005. Ekologi Kesehatan 6, No 2, 602–607 (2007).

Vezzani, D. & Schweigmann, N. Suitability of containers from different sources as breeding sites of Aedes aegypti (L.) in a cemetery of Buenos Aires City, Argentina. Mem. Inst. Oswaldo Cruz 97, 789–792 (2002).

WHO. Test procedures for insecticide resistance monitoring in malaria vectors, bio-efficacy and persistence of insecticides on treated surfaces. Who/Cds/Cpc/Mal/98.12 1–43 (1998). doi:WHO/CDS/CPC/MAL/98.12

Torrisi, G. J. & Hoback, W. W. Color and container size affect mosquito (Aedes triseriatus) oviposition. Northeast. Nat. 20, 363–371 (2013).

Nurjana, M. A. & Kurniawan, A. Preferensi Aedes aegypti Meletakkan Telur pada Berbagai Warna Ovitrap di Laboratorium Preferences of Aedes aegypti Lay Eggs in Various Colors Ovitrap in The Laboratory. 37–42 (2017).




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.8237

Flag Counter    Â