Pengaruh Penyuluhan tentang Skizofrenia terhadap perubahan Tingkat Pengetahuan dan Stigma (Studi pada Siswa SMK Karya dharma kelas X tahun 2017)

Reva Anggarina Japar, Gemah Nuripah, Siti Annisa Devi Trusda

Abstract


Penderita gangguan jiwa mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya. Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang salah dari masyarakat mengenai gangguan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan stigma terhadap penderita skizofrenia. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimental dengan rancangan quesionerone group pre and post test design. Penelitian dilakukan tahun 2017 di SMK Karya Dharma 1 Lampung Utara. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Untuk melihat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan stigma di analisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian ini memperlihatkan untuk tingkat pengetahuan pre test (10,26) –  post test  (14,69) dan stigma pre test (48,40) – post test  (80,31). Hasil uji Wilcoxon  pre test – post test tingkat pengetahuan menunjukkan taraf ke bermaknaan 0,000 (p<0,05) dan pre test–post test stigma menunjukkan taraf ke 0,000 (p<0,05). Berdasarkan uji statistik, kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh yang bermakna dari penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan stigma dari siswa SMK terhadap penderita skizofrenia. Penyuluhan merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan, tingkat pengetahuan yang tinggi dapat merubah stigma negatif yang tinggi menjadi lebih rendah.


Keywords


Penyuluhan, Skizofrenia, Stigma, Tingkat Pengetahuan

References


Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B. Psikologi Abnormal. Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga; 2005 ; hal 34-37.

Glosarium data dan informasi kesehatan, pusat data dan informasi Departement Kesehatan Republik Indonesia.2016. Stop stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan kejiwaan

dipublikasi 10 oktober2014. Tersedia dari : http://www.depkes.go.id/article/view/201410270011/stop-stigma-dan-diskriminasi-terhadap-orang-dengan-gangguan-jiwa-odgj.html[diakses tanggal 26 desember 2016].

Glosarium data dan informasi kesehatan, pusat data dan informasi Departement Kesehatan Republik Indonesia.2016. perlakukan bermartabat bantu pulihkan gangguan kejiwaan dipublikasi 10 oktober 2015 tersedia dari : http://www.depkes.go.id/article/view/15101900005/perlakuan-bermartabat-bantu-pulihkan-gangguan-kejiwaan.html[diakses tanggal 26 desember 2016].

Mcmurry, F. The meaning of education.science[Online] 2001; hlm. 866–866. tersedia dari :https://www.stoa.org.uk/topics/education/The%20Meaning%20of%20Education.pdf[diakses 26 desember 2016].

Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005; hal 41.

Mayville, E., & Penn, D. L. Changing societal attitudes towards persons with severe mental illness. Cognitive and Behavioral practice 1998;hal. 241-253.

Pierce, M. L. Stigma and knowledge : a questionnaire and literature Review 2012; hal. 6.

Yulianti, Meilina, & Wijayanti. Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang kesehatan jiwa dengan sikap masyarakat terhadap pasien gangguan jiwa di rw xx Desa Duwet Kidul, Wonogiri. JIK. Vol. 4. Maret 2016; hal. 9.

Noviria, Triyoso, Yanti. Hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan kontrol pasien jiwa skizofrenia di Rawat Jalan RSJ Provinsi Lampung Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Holistik Vol 8, No 2, April 2014; hal. 76-81.

Lestari, W., & Wardhani, F. Stigma dan penangananpenderita gangguan jiwa berat: ( Stigma and Management on People with Severe Mental Disorders with “ Pasung †( Physical Restraint )) 2014; hal. 157–166.

Rofman, E. S. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry. The Journal of Clinical Psychiatry 2009; hal. 468-470.

Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 2010; hal. 38-40.

Pratomo., &Teguh. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat pada penderita gangguan jiwa di Desa Nguter Kabupaten Sukoharjo 2009; hal. 4

Jorm, A. Public knowledge and beliefs about mental disorder. British journal of psychiatry [Online] 2011 Tersedia dari : http://bjp.rcpsych.org/content/177/5/396.full.pdf [diakses tanggal 23 juli 2017]

Wolff, et. al. Community knowledge of mental illness and reaction to mentally ill people. The British Journal of Psychiatri [Online] 2011 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8837909 [di akses pada tanggal 24 Juli 2017]

Corrigan PW, River LP, Lundin RK, Penn DL, Uphoff-Wasowski K, Campion J, Mathisen J, Gagnon C, Bergman M, Goldstein H, Kubiak MA Schizophr Bull.Three strategies for changing attributions about severe mental illness2001; hal: 87-95.

Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007; hal 22.

Jones EE, Farina A, Hastorf AH, Markus H, Miller DT, Scott RA.Social stigma: The psychology of marked relationships. New York 1984.

Sadik S., Bradley M, Al-Hasoon S, Jenkins R, Public perception of mental health in Iraq.International journal of mental health systems. [Online] 2010. tersedia dari: http://www.ijmhs.com/content/4/1/26 .2010. [diaksestanggal 23 juli 2017].




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.8233

Flag Counter    Â