Hubungan Frekuensi ISPA pada Anak dengan Status Gizi dan Kepadatan Hunian di Kelurahan Tamansari Tahun 2016

Nur Anisa Sukma, M. Ahmad Djojosugito, Budiman Budiman

Abstract


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, dan masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Kematian akibat penyakit ISPA pada balita mencapai 12,4 juta dan sebanyak 80,3% kematian terjadi dinegara berkembang. Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan insidensi ISPA, yaitu anak usia kurang dari 6 tahun, berat badan lahir, status gizi, kepadatan hunian, kelembapan, dan ventilasi udara. Tujuan penelitian ini menilai hubungan frekuensi ISPA dengan status gizi dan kepadatan hunian di Kelurahan Tamansari. Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik kuantitatif dengan rancangan studi cohort retrospective menilai peran faktor risiko status gizi dan kepadatan hunian terhadap kejadian ISPA pada anak usia dibawah 5 tahun. Data diolah menggunakan SPSS dan dianalisis secara bivariat menggunakan uji Chi Square. Data pasien diambil dari rekam medis di Puskesmas Tamansari, dan observasi secara langsung mengenai status gizi dan kepadatan hunian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian dengan frekuensi ISPA (p=0.018) dengan nilai RR = 9,11. Sedangkan pada variabel status gizi tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0.725). Simpulan penelitian ini terdapat hubungan antara kepadatan hunian dan frekuensi ISPA karena semakin padat maka jumlah oksigen yang tersedia untuk pernapasan penghuni di dalamnya terbatas sehingga penularan penyakit akan sangat cepat. 


Keywords


Frekuensi ISPA, Kepadatan Hunian, Status Gizi

References


Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012 tentang Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Nafas Akut

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta; 2013

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta; 2011. ISBN 978-602-416-065-4. 172-174 Tersedia dari: http://www.depkes.go.id

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta; 2014 Juli 09. ISBN 978-602-235-645-5. 351.770.212. 183-185. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Laporan Tahunan 2012 Bandung: 2012. Tersedia dari: http://www.bandungkab.go.id

Ujunwa FA, Ezeonou CT. Risk Factors for Acute Respiratory Tract Infections in Under-five Children in Enugu Southeast Nigeria. Ann Med Health Sci Res. 2014 Jan-Feb; 4(1): 95–99. Tersedia dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3952306/#

Katona P, Katona J. The interaction between nutrition and infection. Clin Infect Dis. 2008;46:1582‒8.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kelompok Permasalahan Gizi di Indonesia. Jakarta; 2012 November 19.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012. Bandung; 2012 July. 33.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Statistik Daerah Kecamatan Bandung Wetan 2016. Bandung; 2016.

Rudianto. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala ISPA pada Balita di Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang tahun 2013. Jakarta; 2013

Pedoman Interim WHO. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. Jenewa; 2008

Rahayu, Dea Guntur. Argadireja, Dadi S. Yulianto, Fajar Awalia. Hubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015. Dea Guntur Rahayu, et al. 2015. ISSN: 2460-657X. 129-130.

DA,Chalabi. East Mediterr Health J. Acute respiratory infection and malnutrition among children below 5 years of age in Erbil governorate, Iraq; 2013 Jan;19(1):66-70.

Nurhidayati Istianna, Nurfitriah. Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangnongko Kabupaten Klaten Tahun 2009. Portal Garuda. 2010; Suppl,. 5, 7-8.

Sulistiyani. Hubungan Kepadatan Hunian Kamar dan Luas Ventilasi dengan Kejadian ISPA di Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kalimantan Tengah. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Kalimantan Tengah; 2005.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.8205

Flag Counter    Â