Gambaran Penerapan Rantai Dingin Vaksin Imunisasi Dasar di Purwakarta Tahun 2017

Gantinia Aditiyana Utoro, Sadeli Masria, Saleh Trisnadi

Abstract


Rantai dingin adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan vaksin dalam keadaan yang baik. Kegagalan untuk mematuhi prosedur penyimpanan dan penanganan dapat mengurangi potensi vaksin, sehingga menghasilkan respon imun yang tidak adekuat. Hasil penelitian Effective Vaccine Management (EVM) oleh Kemenkes RI bersama UNICEF tahun 2011 dan 2012, diketahui banyak peralatan rantai dingin vaksin yang tidak dikelola secara benar sehingga banyak terjadi kerusakan vaksin. Data profil kesehatan Purwakarta menunjukan masih terdapat beberapa Penyakit yang  Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan rantai dingin di seluruh Puskesmas Kabupaten Purwakarta tahun 2017. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan pendekatan cross sectional dengan melakukan observasi penyimpanan vaksin langsung yang dicatat di kuesioner selama bulan Maret-April 2017. Unit sampel penelitian ini adalah 20 Puskesmas. Pengambilan sample secara total sampling. Hasil penelitian ini adalah dari 11 kriteria, terdapat enam kriteria penerapan rantai dingin yang tidak sesuai dengan pedoman yaitu kriteria freeze tag, termometer, suhu, kartu catatan suhu, pemantauan saat akhir pekan atau libur, peletakan vaksin, dan generator listrik. Simpulan penelitian ini adalah ketersediaan peralatan dan penerapan rantai dingin vaksin imunisasi dasar oleh koordinator imunisasi di Puskesmas Kabupaten Purwakarta masih belum optimal dalam segi kualitas dan kuantitas. 


Keywords


Imunisasi dasar, Rantai dingin vaksin, Puskesmas

References


WHO. The vaccine cold chain. 2015;1–46. Tersedia dari: http://www.who.int/immunization/documents/IIP2015_Module2.pdf

Kusumaning AW, Hubungan antara Pelaksanaan Prosedur Tetap Rantai Dingin (Cold Chain) Vaksin Tingkat Puskesmas dengan Kejadian PD3I di Kabupaten Jember Tahun 2010. 2011 Juni.

CDC. Vaccine Storage and Handling Toolkit. 2016;(June):82. Tersedia dari:http://www.cdc.gov/vaccines/hcp/admin/storage/toolkit/storage-handling-toolkit.pdf

Tim D, Bjune G. Cold chain management: Knowledge and practices in primary health care facilities in Niassa , Mozambique. Ethiop J Heal Dev. 2007;21(2):130–5.

Rahmah N, Lasmini PS. Artikel Penelitian Hubungan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Petugas Imunisasi terhadap Praktik Penyimpanan dan Transportasi Vaksin Imunisasi di Tingkat Puskesmas Kota Padang Tahun. 2014;4(3):917–24.

Monitor VVM. What is VVM and how does it work ? Hindu. 2016;(Vvm):1–4. Tersedia dari: www.hindu.com

Bowles S. Storage and Handling of Vaccines The Cold Chain.

Tri Dewi Kristini, Asri Purwanti AU. Faktor-Faktor Risiko Kualitas pengelolaan vaksin yang buruk di unit pelayanan swasta.2013

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Rakyat Indonesia. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas (Basic Health Worker’s Training Module). 2013.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Profil Kesehatan Kabupaten Purwakarta tahun 2014. 2014.

Techathawat S, Varinsathien P, Rasdjarmrearnsook A, Tharmaphornpilas P. Exposure to heat and freezing in the vaccine cold chain in Thailand. 2007;

Staniszewska M, Górska P, Krause A, Kurza W, Wysocki J. Biologicals Structural damages in adsorbed vaccines affected by freezing. 2013;41.

Menteri kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan no 42. 2013; Available from: http://peraturan.go.id/permen/kemenskes-nomor-42-tahun-2013-11e44c50c540cb509224313233303531.html

Kairul, Udiyono A, Saraswati LD. Gambaran Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Program Imunisasi Dasar. 2016;4(6):417–23.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.7487

Flag Counter    Â