Pengaruh Pemberian Madu Randu terhadap Kapasitas Vital Paru pada Perokok Aktif (Studi Mengenai Kesehatan Kerja Petugas Kebersihan di UNISBA)

muhammad fadhil, R. Rizky Suganda Prawiradilaga, R. Anita Indriyanti

Abstract


Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan dan di dalam asap rokok itu sendiri mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga dapat menurunkan Kapasitas Vital Paru. Madu randu mengandung zat-zat antioksidan yang tingi sehingga dapat meningkatkan Kapasitas Vital Paru pada perokok aktif. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian madu randu terhadap Kapasitas Vital Paru perokok aktif pada petugas kebersihan di Unisba. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental melalui uji klinik. Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian madu sebanyak 20 ml pada subjek yang diperoleh dari Petugas Kebersihan di Unisba yang berjumlah 26 orang dengan rentang usia 18 sampai dengan3 8 tahun. Data diambil dengan wawancara dan pengisian kuesioner oleh peneliti dan pemeriksaan spirometri. Analisis statistik menggunakan uji T berpasangan. Sebaran data pada Kapasitas Vital Paru dilihat dari hasil FVC dan FEV1, didapatkan data yang terdistribusi normal menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk. Hasil analisis pengaruh pemberian madu terhadap Kapasitas Vital Paru dilihat dari hasil FVC dan FEV1 (FVC p= 0,480 dengan mean mengalami penurunan; FEV1 p= 0,379 dengan mean mengalami kenaikan). Untuk hasil pengukuran dari 26 subjek, pada FVC yang meningkat 12 orang, menurun 13 orang, tetap 1 orang dan pada FEV1 yang meningkat 12 orang dan menurun 14 orang, hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian madu randu terhadap peningkatan Kapasitas Vital Paru. Pada penelitian ini disimpulkan pemberian madu randu tidak dapat meningkatkan Kapasitas Vital Paru pada perokok aktif.


Keywords


Kapasitas Vital Paru, Madu Randu, Perokok Aktif

References


IAKMI, Tobacco Control Support Center. Masalah rokok di Indonesia. GATS; 2011.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.

Arief S. Radikal bebas. Surabaya: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga RSU DR Soetomo.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia; 2003

McIvor A, Lowry J. Assesment of COPD. Eur Respir J. 2008;28:398-420.

Schermer T, Jacobs JE, Chavannes NH, Hartman J, Folgering HT, Bottema BJ, et al. Validity of spyrometry testing in general practice population of patiena with chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Thorax. 2003;58:861-86.

National Heart Lung and Blood Institute. Disease and condition index of COPD : What is COPD.2009 [diunduh januari 2015]. Tersedia dari : http/nhlbi.nih.gov/health/dci/Disease/Copd/Copd_WhatIs.html

Bustan MN. Epidemiologi penyakit tidak menular. Cet. 2. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan antioksidan. Jakarta (Indonesia): Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. No 38. 2013.

Panitia Teknis 93S, Makanan dan minuman. madu. Jakarta (Indonesia): Badan Standardisasi Nasional. No 01-3545. 2004.

Yahya, Harun. Keajaiban lebah madu [Internet]. [updated 2011 September 9; diunduh 1 Januari 2015]. Tersedia dari: http://araliatry.wordpress.com/2011/09/09/keajaiban-lebah-madu-dalam-al-quran/.

Parwata, Oka AIM, Ratnayani K, Listya, Ana. Aktivitas antiradikal bebas serta kadar beta karoten pada madu randu (Ceiba pentandra) dan madu kelengkeng (Nephelium longata L.). Jakarta: Jurnal Kimia. 2010; Vol 4 (1): 54-62.

As’ari H. Efek pemberian madu terhadap kerusakan sel hepar mencit (Mus musculus) akibat paparan parasetamol. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2009.

Rohmatussolihat. Antioksidan penyelamat sel – sel tubuh manusia. BioTrends. 2009; Vol 4(1).

Gold, Diane R. Et al. Effects of Cigarette Smoking on lung Function in Adolescent Boys and Girls. Massachusetts Medical Society. Massachusetts;2005

Bajentri, AL. Et al. Effect of 2-5 Years of Tobacco Smoking on Ventilatory Tests. Department of Physiology, Karnatak Institute of Medical Sciences, Hubli, India; 2003.

Ostrowski S, Barud W. Factors influencing lung function: are the predicted values for spirometry reliable enough? J Physiol Pharmacol J Pol Physiol Soc. 2006.

Sumarno, Puspita T, Wahyuningsih R. Peran antioksidan pada ekstrak tepung daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar MDA (Hepar) pada tikus Rattus novergicus strain wistar yang dipapari asap rokok akut. Malang: Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Malang.

Ratnayani K, Adhi SD, Gitadewi. Penentuan kadar glukosa dan fruktosa madu randu dan madu kelengkeng. Journal of Chemistry. 2008 [diunduh 14 Desember 2014]. Tersedia dari: http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/view/2714

Khasanah NU. Pengaruh pemberian madu sebagai antioksidan terhadap diameter alveoli paru tikus (Rattus novergicus) yang dipapar asap rokok secara sub akut. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah; 2008.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1900

Flag Counter    Â