Pengaruh Pemberian Infusa Sirih Merah Secara Topikal Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Muhammad Dicky Hidayatullah, Nugraha Sutadipura, Dadi S Argadireja

Abstract


Sirih merah merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan luka. Kandungan yang terdapat di dalam daun sirih merah seperti flavonoid dan tanin memiliki aktivitas sebagai anti oksidan, katalase, menghambat pembentukan mediator-mediator dan enzim yang menyebabkan terjadinya inflamasi. Aktivitas-aktivitas inilah yang nantinya akan berperan dalam membantu penyembuhan luka. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan metode rancang acak lengkap terhadap 30 tikus putih jantan galur Wistar yang terbagi dalam 5 kelompok: 2 kelompok kontrol (kelompok I dan II) yang masing-masing diberikan akuades steril dan povidone iodine 10% dan 3 kelompok perlakuan (kelompok III, IV dan V) yang masing-masing diberikan infusa sirih merah dengan dosis 10%, 20% dan 40%. Pengukuran dilakukan selama 14 hari yang dimulai satu hari setelah pemberian perlakuan. Data di analisis dengan metode statistik ANOVA test dan Post Hoc test menggunakan Tukey menunjukkan hasil yang signifikan. Pemberian infusa sirih merah secara topikal dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40% menghasilkan waktu penyembuhan yang lebih cepat dibanding pemberian akuades steril dan povidone iodine 10%. Pengaruh paling signifikan ditunjukkan oleh pemberian infusan sirih merah dengan dosis 40%, dengan tikus sembuh paling pertama pada hari ke delapan pengamatan dan total sembuh sebanyak lima tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa sirih merah membantu mempercepat waktu penyembuhan luka insisi, dengan pengaruh paling tinggi dihasilkan oleh infusa daun sirih merah dengan konsentrasi 40%

Keywords


Infusa sirih merah, topikal, luka insisi, waktu penyembuhan luka

References


R. Sjamsuhidajat, W. de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi 3). Jakarta : ECG, 2010.

Junquiera LC, Jose Carneiro. Basic histology: text and atlas. 11th. New York : McGraw-Hill, 2005.

Cohen IK, Diegelmann RF, Yager DR, Wornum IL, Graham M, Crossland MC. Schwartz's Principles of Surgery. 8th. New York : McGraw-Hill, 2004.

Moya J. Morison. Manajemen Luka. [ed.] Florinda, Monica Ester and Sari Kurnianingsih. [trans.] Tyasmono A.F. Jakarta : ECG, 2004.

Anna Drosou, MD, Anna Falabella, MD and Robert S. Kirsner, MD. Medscape. [Online] Health Management Publications, Inc., 2003. Available: http://www.medscape.com/viewarticle/456300. [Accessed: Februari 20, 2015.]

Oktora L. Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2006.

Rini Damayanti Moeljanto, Mulyono. Khasiat dan manfaat daun sirih: obat mujarab dari masa ke semasa. s.l. : AgroMedia, 2003.

Werdhany, W. Indri, SS, Anthoni Marton and W, Setyorini. Sirih Merah. Yogyakarta : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2008

Bambang Sudewo. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. s.l. : AgroMedia Pustaka, 2010.

D. Pradhan, et al. Golden Heart of the Nature: Piper betle L. 6, 2013, Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, Vol. 1, pp. 147-167.

Farida Juliantina, et al. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif. 2012, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Soerya Dewi Marliyana, Nestri Handayani. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper CrocatumRuiz & Pav.). 2013, ALCHEMY jurnal penelitian kimia, Vol. IX, pp. 33-40.

Noor Nazirahanie Abrahim, M S Kanthimathi, Azlina Abdul-Aziz. Piper betle shows antioxidant activities, inhibits MCF-7 cell proliferation and increases activities of catalase and superoxide dismutase. 2012, BMC Complementary and Alternative Medicine.

Atik Fitriyani, et al. Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Pada Tikus Putih. 2011, Majalah Obat Tradisional, Vol. 16, pp. 34-42.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1486

Flag Counter    Â