Penggunaan Gurah Vagina Pada Wanita Penjaja Seks di Saritem Bandung Tahun 2018

Fenindea Adzany, Yani Triyani, Meta Maulida

Abstract


Gurah vagina atau cuci vagina adalah proses membilas vagina dengan berbagai jenis cairan. Frekuensi melakukan gurah vagina dapat berpengaruh terhadap kesehatan vagina wanita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penggunaan gurah vagina pada wanita penjaja seks di saritem bandung tahun 2018, jenis bahan cuci vagina yang dipakai dan cara penggunaannya, frekuensi penggunaan gurah vagina dan efek samping yang dirasakan setelah melakukan gurah vagina. Subjek penelitian adalah para Wanita Penjaja Seks (WPS) di Saritem Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pemilihan sampel menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 53 orang. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan gurah vagina pada wanita penjaja seks di Saritem Bandung masih banyak yang menggunakan gurah vagina dengan frekuensi yang sering dengan berbagai macam jenis gurah vagina.  Berdasarkan penelitian ini didapatkan jumlah WPS yang menggunakan gurah vagina sebanyak 53 (100%) WPS, frekuensi mencuci vagina pada WPS tahun 2018 melakukan setiap hari (92.45%), 1 minggu sekali (5.66%) dan 2 minggu sekali (1.88%) , jenis cairan yang dipakai paling banyak oleh WPS yaitu sabun sirih dan cara penggunaannya yaitu dengan cara dikorek dan dibasuhkan ke vagina, WPS yg merasakan efek samping gatal setelah melakukan gurah vagina terjadi  sebanyak (15.09%), terbanyak disebabkan oleh pemakaian sabun sirih untuk cairan gurah vagina.

Keywords


Gurah Vagina, Wanita Penjaja Seks, Saritem Bandung

Full Text:

PDF

References


Hutabarat N. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kota Medan Tahun 2009. Thesis.2009. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/6803/1/09E02237. pdf. [diakses pada tanggal 17 Februari 2018, pukul 16.45 WIB]

Erik, Poul dan Ogawa H. Prevention of Dental Caries Through the Use of Fluoride – he WHO Approach. Community Dent Health. 2016:1. Tersedia di http://www.who.int/oral_health/publications /2016_prevention_dental_caries_through_use_fluoride.pdf [di- akses pada tanggal 1 Maret 2018, pukul 17.15 WIB]

Rahim R. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Malam Hari Dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 07 Tangerang. Forum Ilm. 2015;12(1):69-76.

Fajerskov O EK. Dental Caries The Diasease and Its Clinical Management. 2nd ed. United Kingdom: Munksgaard Blackwell; 2009.

Nita Noviani. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Karies Gigi (DMFT) Santri Pesantren AL-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor Tahun 2010. Tersedia di file:///C:/Users/ASUS/ Downloads/digital_20270368T%2028494-Faktor-faktor%20yang-full%20text.pdf [diakses pada tanggal 6 januari 2019, pukul 21.19 WIB]

Annisa S dkk. Hubungan Pola Menyikat Gigi terhadap Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia 7-10 Tahun di SDN Suryalaya Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. 2015. Tersedia di karyailmiah.unisba.ac. id/index.php/dokter/article/download/1218/pdf. [diakses pada tanggal 28 Februari 2018, pukul 17.34 WIB]

Indriati R dkk. Hubungan Antara Frekuensi Menggosok Gigi Dengan Kejadian Caries Dentis Pada Siswa Kelas II SD Negeri Sumber Agung II Klego. 2015. Tersedia di https://ejurnal.akper pantikosala.ac.id/index.php/jik/article/view/57 [diakses pada tanggal 28 Februari 2018, pukul 13.00 WIB]

Erik, Poul dan Ogawa H. Prevention of Dental Caries Through the Use of Fluoride – he WHO Approach. Community Dent Health. 2016:1. Tersedia di http://www.who.int/oral_health/publications /2016_prevention_dental_caries_through_use_fluoride.pdf [di-akses pada tanggal 1 Maret 2018, pukul 17.15 WIB]




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.14596

Flag Counter    Â