Gambaran Kesesuaian Tinggi Kursi dan Meja Ruang Laboratorium Biomedik dengan Tinggi Duduk Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Abstract

Abstract. Many activities in biomedical laboratories, especially in sitting positions. One risk factor for musculoskeletal disorders is non-ergonomic conditions including laboratory activities. According to the Labor Force Survey, the number of musculoskeletal disorders in 2016 was 507,000 from a total of 1,299,000 occupational diseases. The incidence is 480 cases per 100,000 workers. The purpose of the study was to determine the suitability of the height of the chairs and tables of biomedical laboratory rooms with the height of student seating and its impact on musculoskeletal disorders. Sampling uses simple random sampling technique. The study was conducted on 96 respondents in the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University. Research with a descriptive observational method with a quantitative approach and cross-sectional design. Measuring method using the meter. Meanwhile, assessment of musculoskeletal disorders uses the Nordic body map questionnaire. The results obtained 87 respondents (91%) were not appropriate. Meanwhile, musculoskeletal disorders include low-risk degrees of 94 respondents (98%). The body parts that have a lot of musculoskeletal disorders are neck down 39.6%.

Keywords: ergonomics, laboratory, musculoskeletal, risk

Abstrak. Banyak aktivitas di laboratorium biomedik, terutama dalam posisi duduk. Salah satu faktor risiko gangguan muskuloskeletal adalah keadaan tidak ergonomis termasuk saat kegiatan laboratorium. Menurut Labour Force Survey menunjukkan jumlah gangguan muskuloskeletal tahun 2016 adalah 507.000 dari total 1.299.000 penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Insidensinya 480 kasus per 100.000 pekerja. Tujuan penelitian yaitu mengetahui kesesuaian tinggi kursi dan meja ruang laboratorium biomedik dengan tinggi duduk mahasiswa dan dampaknya terhadap gangguan muskuloskeletal. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian dilakukan pada 96 responden di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Penelitian dengan metode deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional. Metode pengukuran menggunakan meteran. Sementara, penilaian gangguan muskuloskeletal menggunakan nordic body map questionnaire. Hasilnya didapatkan 87 responden (91%) memiliki ketidaksesuaian tinggi kursi dan meja dengan tinggi duduk mahasiswa. Sementara, gangguan muskuloskeletal termasuk derajat risiko rendah sebanyak 94 responden (98%). Bagian tubuh yang banyak mengalami gangguan muskuloskeletal adalah leher bawah 39,6%.

 

Kata kunci: ergonomi, laboratorium, muskuloskeletal, risiko