Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung

Fitri Afifah Nurullah, Gemah Nuripah, Miranti Kania Dewi

Abstract


Depresi pada usia lanjut sering dianggap sebagai perkembangan mental normal dan biasanya tidak terdeteksi sehingga penatalaksanaannya jarang dilakukan. Aktivitas fisik diketahui memberikan efek positif terhadap kesehatan mental, termasuk mencegah timbulnya gejala-gejala depresi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Coblong Kota Bandung pada bulan Desember 2014 hingga bulan Juli tahun 2015 menggunakan uji komparatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan sewaktu. Data diperoleh melalui hasil wawancara pada 78 orang yang terbagi dalam dua kelompok yang rutin berolahraga dan yang tidak rutin berolahraga menggunakan kuesioner dan Skala Depresi Geriatri (SDG) untuk menentukan tingkat depresi pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok lansia yang rutin berolahraga 26,92% tidak depresi, 12,82% depresi ringan, 6,41% depresi sedang dan 3,84% depresi berat; sedangkan pada kelompok yang tidak rutin berolahraga terdapat 10,26% tidak depresi, 14,10% depresi ringan, 15,39% depresi sedang dan 10,26% depresi berat. Jadi lansia tanpa depresi terbanyak terdapat pada kelompok yang rutin berolahraga. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p=0,001<0,05. Teori thermogenic, teori Endorpin dan teori Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) menjelaskan bahwa olahraga secara rutin dapat memberikan efek langsung pada otak seperti merelaksasikan otot, menurunkan ketegangan, meningkatkan sensasi sehat dan bugar, menstabilkan emosi dan menurunkan kecemasan.

Keywords


depressi,lansia,olahraga

References


Papper B, WHO Publication. Overview Of Vulnerabilities And Risk Factors Risks to mental health Background paper by WHO secretariat for the development of a comprehensive mental health action plan. 2012;

Maj M. Psychiatry in Society [Online] Modern Psychiatry 2002 UK: John Wiley & Sons, Ltd Tersedia dari: http://doi.wiley.com/10.1002/047084648

BPS. Badan Pusat Statistik [Internet]. Statistik Indonesia. 2014. p. 111–8. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/ [diakses 4 desember 2014]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia [Internet]. 2012. Tersedia dari : https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCUQFjAB&url=http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf [Diakses 4 Desember 2014]

Haggerty J. Psych Central Journal. Risk Factors for Depression. 2006.

Sadock BJ. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins. 2009.

Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. Informasi Kesehatan. Buletin Jendela Data & informasi Kesehatan. 2013.

CDC. Physical Activity [Internet]. Physical Activity for Elderly. Centers for Disease Control and Prevention. 2011. Tersedia dari : http://www.cdc.gov/physicalactivity/everyone/guidelines/index.html [Diakses 29 Januari 2015]

CDC. Public Health [Internet] Promotes public health approach to address depression among older adults. Centers for Disease Control and Prevention [Internet]. 2009;1–16. Tersedia dari : http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:CDC+Promotes+Public+Health+Approach+To+Address+Depression+among+Older+Adults#3

CDC. The Benefits of Physical Activity [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2011. tersedia dari : http://www.cdc.gov/physicalactivity/everyone/health/index.html Diakses tanggal 15 Januari 2015

World Health Organization. Global recommendations on physical activity for health. Geneva World Heal Organ [Internet]. 2010;60. Tersedia dari: http://medcontent.metapress.com/index/A65RM03P4874243N.pdfnhttp://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Global+Recomendations+on+physical+activity+for+health#0

Marcus M. WHO Publication. Depression. WHO. 2012; p 6–8.

Cacioppo JT, Hughes ME, Waite LJ, Hawkley LC, Thisted R a. Loneliness as a specific risk factor for depressive symptoms: cross-sectional and longitudinal analyses. Psychol Aging [Internet]. 2006 Mar ;21(1):140–51. Tersedia dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16594799 [diakses pada 14 desember 2014]

Halverson JL. Depression [Internet]. Medscape. 2014. tersedia dari : http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview [diakses pada 5 januari 2015]

Fahy TJ. New Oxford Textbook of Psychiatry [Internet]. The British Journal of Psychiatry. 2002. p. 385 – a – 386. Tersedia dari: http://bjp.rcpsych.org/cgi/doi/10.1192/bjp.180.4.385-a

Hirschfeld RMA, Weissman MM. Depression and Bipolar Disorder. Neuropsychopharmacology. 2010;

Qaseem A, Snow V, Denberg TD, Forciea MA, Owens DK. Using second-generation antidepressants to treat depressive disorders: a clinical practice guideline from the American College of Physicians. Ann InternMed. 2011;149(July):725–33.

Hattori H. Depression in the elderly. Nippon Ronen Igakkai Zasshi Japanese Geriatri. 2008;45(5):451–61.

McGovern MK. The Effects of Exercise on the Brain. Serendip [Internet]. 2007; Tersedia dari: http://serendip.brynmawr.edu/bb/neuro/neuro05/web2/mmcgovern.html

Craft LL, Perna FM. The Benefits of Exercise for the Clinically Depressed. Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 2009;6(3):104–11.

Rishnan. Exercise Treatment for Major Depression : Maintenance of Therapeutic Benefit at 10 Months. 2000;638(21):633–8.

Dimeo F, Bauer M, Varahram I. Benefits from aerobic exercise in patients with major depression. [Internet]. 2001;35:114–7. Tersedia dari : http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1724301&tool=pmcentrez&rendertype=abstractnhttp://bjsportmed.com/content/35/2/114.short




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1386

Flag Counter    Â