Angka Kejadian dan Karakteristik Faktor Risiko Pasien Epilepsi

mochamad rizki budiman, Nurdjaman Nurimaba, Rio Dananjaya

Abstract


Epilepsi merupakan penyakit tersering ke-empat setelah migrain, stroke dan Alzheimer pada penyakit saraf terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Faktor risiko epilepsi menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan diagnosis karena epilepsi didiagnosis berdasarkan klinis, tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian dan karakteristik faktor risiko pasien epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif terhadap pasien epilepsi berdasarkan data dari rekam medik pasien epilepsi yang dirawat di Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013–2014. Data yang dikumpulkan dari rekam medis adalah riwayat kejang demam, infeksi sistem saraf pusat, palsi serebral, kelainan perkembangan, gangguan keseimbangan elektrolit dan status epileptik.Jumlah data rekam medis yang diteliti adalah 65 rekam medis yang masuk kriteria inklusi dari 99 rekam medis periode 2013–2014. Mayoritas pasien epilepsi di Rumah Sakit Al-Ihsan periode 2013–2014 adalah anak-anak, angka kejadian epilepsi sebanyak 99 dari 39.629 pasien yang masuk ke Rumah Sakit Al-Ihsan dengan hasil riwayat penyakit sebelumnya palsi serebral 15 pasien (23,1%), infeksi sistem saraf pusat 6 pasien (9,1%), kejang demam 30 pasien (46,2%), status epileptik 10 pasien (15,4%), gangguan keseimbangan elektrolit 28 pasien (43,1%), kelainan perkembangan 12 pasien (18,5%).Angka kejadian epilepsi di rawat inap Rumah Sakit Al-Ihsan tahun 2013-2014 sebanyak 99 dari 39.629 pasien. Faktor risiko terbanyak yang ditemukan pada pasien epilepsi adalah kejang demam.


Keywords


Angka kejadian; Epilepsi; Faktor risiko

References


Fisher RS, Acevedo C, Arzimanoglou A, dkk. ILAE Official Report: A practical clinical definition of epilepsy. Epilepsia 2014;55:475-482. doi:10.1111/epi.12550.

WHO Epilepsy. October 2012 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs999/en/.

Patricia O. Shafer JIS. Epilepsy Statistics Epilepsy Foundation. 2014 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.epilepsy.com /learn/epilepsy-statistics.

Paryono, Meilala L., Asmedi A. Oxcarbazepin sebagai terapi epilepsi parsial refrakter. Berkala Neurosains 2003, vol 4 No. 3, 169.

Depkes. 2006. 1,4 juta penduduk Indonesia mengidap epilepsi. 2008 (diunduh 10 Desember 2014). Tersedia dari: http://www.depkes.go.id /index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2237&Itemid=2 .

Cansu A, serdaroğlu A, Yüksel D, dkk. Prevalence of some risk factors in children with epilepsy compared to their controls, Turkey. Seizure 2007; 16, 338−344. (diunduh 3 februari 2015). doi:10.1016/j.seizure. 2007.02.003.

Damudoro N. Epilepsi Anak dan Kejang Demam. Simposium Penatalaksanaan Mutakhir Epilepsi. Yogyakarta. FK UGM. 1992.

Lumbantobing. Epilepsi pada Anak. Naskah Lengkap Kedokteran Berkelanjutan. Jakarta .FK UI .1992.

Budiarto.I. Beberapa Karateristik Kejang Demam Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi. Tesis. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf. FK UNDIP, Semarang. 1999.

Shorvon SD, mac Donald BK, Johnson AL, sander JW, Febrile convulsions in 220 Children-neurological Sequelae at 12 years Follow Up. (Abstract) Eur Neurol. 1999. 41(4) : 179 - 86.

Suwitra IN. Kejang Demam Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pada Anak. Neurona, Mei 1992: 30-4.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1296

Flag Counter    Â