Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Las Besi Di Pasar Gupeti Kota Bandung

Dwi Bella Safira, Alya Tursina, Sadiah Achmad

Abstract


Abstract.The prevalence of deafness in Indonesia is still high and ranks 4th in Southeast Asia. Noise induced hearing loss can cause deafness which occurs due to a decrease in sensory hearing function due to exposure to loud noise for a long time. This study aims to see the relationship between noise intensity and hearing loss in iron welding workers at the Gupeti market in Bandung. The research method uses analytic study with a cross-sectional design in May-June 2018. Collecting data in total sampling. The sample chosen is a sample that has been determined by researchers, namely all iron welding workers in the gupeti market in the study area, aged ≥30 years, male sex, and are willing to be the subject of research. The number of research samples was 40 people. Subjects in this study were iron welding workers at the gupeti market in Bandung city. Data collected in the form of primary data using a questionnaire filled by iron welding workers and data from audiometric examinations. Data processing using SPSS 22 and analysis using chi-square test. Statistical results using the chi square relationship test there is no meaningful relationship between noise intensity and hearing loss with p = 0.580 (p≤0.05). In conclusion, there was no significant relationship between noise intensity and hearing loss in iron welding workers in the Gupeti market in Bandung.

Keywords: gupeti market, hearing loss, intensity of noise, iron welding worker.

Abstrak.Prevalensi angka ketulian di Indonesia masih tinggi dan merupakan peringkat ke 4 di Asia Tenggara. Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss) dapat menyebabkan ketulian yang terjadi karena adanya penurunan fungsi indera pendengaran akibat terpapar oleh bising yang keras dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja las besi di pasar Gupeti kota Bandung. Metode penelitian menggunakan studi analitik dengan desain potong lintang pada bulan Mei-Juni 2018. Pengambilan data secara total sampling.  Sampel dipilih merupakan sampel yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu seluruh pekerja las besi di pasar gupeti yang berada di tempat penelitian, usia ≥30 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Jumlah sampel penelitian sebanyak 40 orang. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja las besi di pasar gupeti kota bandung. Data yang dikumpulkan berupa data primer menggunakan kuesioner yang diisi oleh pekerja las besi dan data dari pemeriksaan audiometri. Pengolahan data menggunakan SPSS 22 dan analisis menggunakan uji chi-square. Hasil statistik menggunakan uji hubungan chi square terdapat hubungan tidak  bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran dengan nilai p = 0,580 (nilai p≤0,05). Simpulan, tidak terdapat hubungan bermakna antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja las besi di pasar Gupeti kota Bandung.

 

Kata kunci: Gangguan pendengaran, intensitas kebisingan, pekerja las besi,pasar gupeti.



Keywords


Gangguan pendengaran, intensitas kebisingan, pekerja las besi,pasar gupeti.

Full Text:

PDF

References


Fox.Ms, Industrial Noise Exposure and Hearingloss in: Ballenger JJ(ed), Disease of the Noise, Thorat, Ear, Head, and Nect, Thirteenth edition, Lea and Febiger, Philadelphia, page 1062-1083. 2010.

Nelson DI, Nelson RY, Concha-Barrientos M, Fingeruhut M. the global burden of occupational noise induced hearing loss. Am J Ind Med. 2010;48:446–58.

Kepmenaker. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP – 51 / MEN / I999. Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1999:6.

World Health Organization. Prevention of blindness and deafness. [PubMed]. 2013.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Indonesia Termasuk 4 Negara

Di Asia Tenggara Dengan Prevalensi Ketulian 4,6%; 2014.

Mark M, Heinrich M. Fundamentals of neurology. Vol. 53, Journal of Chemical Information and Modeling. 2010. 1689-1699 p.

Chang AK. Dizziness and vertigo. In: An Introduction to Clinical Emergency Medicine. 2012. p. 289–99.

David K, J J. BA Praktik Kedokteran Kerja ed 1. 256 p. 2011.

Menkes RI. Kepmenkes RI Nomor 1405 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Jakarta. 2014.

Purnama, Hari, dr., Kebisingan Lingkungan Kerja; 2008.

Tambunan STB. Kebisingan di Tempat Kerja [Occupational Noise].

Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2005.

Buchari. kebisingan Industri dan Hearing Conseravtion Program. Medan USU Repos. 2012.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI nomor 13 tahun 2011 tentang Nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja. 2011:1-40.

Suma’mur P.K. 2013. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Sagung Seto. Jakarta.

Soepardi, Efiaty Arsyad et al. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala Leher. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2008; 10-22.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.12951

Flag Counter    Â