Perbandingan Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) Dengan Natrium Diklofenak Pada Tikus Yang Diinduksi Dengan Carrageenan

Eva Meltyza, R Anita Indriyanti, Santun Bhekti Rahimah

Abstract


Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan agen patogen berbahaya yang masuk kedalam tubuh dan mendasari terjadinya berbagai penyakit. Salah satu obat tradisional yang digunakan sebagai antiinflamasi adalah kunyit putih (Curcuma zedoaria). Kunyit putih mengandung curcumin yang berperan dalam menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase 2, lipoksigenase dan menghambat produksi sitokin seperti TNF-α dan IL.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, dengan 35 ekor tikus putih galur Wistar yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif (natrium diklofenak 25 mg), ekstrak etanol kunyit putih dosis 1 (300 mg/kgBB), dosis 2 (600 mg/kgBB) dan dosis 3 (900 mg/kgBB). Tikus diadaptasikan selama tujuh hari dan perlakuan selama satu hari, kemudian dilakukan pengukuran volume edema telapak kaki tikus dengan plethysmometer setiap jam selama enam jam berturut-turut, data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji ANAVA dengan hasil nilai sig 0,045 dan uji lanjut LSD dengan nilai sig < 0,05 antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif serta kelompok dosis 1 dan kontrol positif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kunyit putih memiliki efek antiinflamasi dalam menghambat edema telapak kaki tikus yang diinduksi dengan carrageenan. Rata-rata hambatan reaksi inflamasi pada kelompok kontrol positif, dosis 1,2 dan 3 pada jam ke lima secara berturut-turut adalah 0,46 ml, 0,57 ml, 0,52 ml dan 0,51 ml.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kunyit putih memiliki efek antiinflamasi dengan dosis paling dominan 900 mg/kgBB, dan memiliki efektivitas yang sama dengan natrium diklofenak 25 mg.

 

 


Keywords


inflamasi, kunyit putih, natrium diklofenak, carrageenan, anti-inflamasi

References


Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Pathologic basis of disease. 8th Ed. Philadelphia. Elsevier Health Sciences; 2010.

B.G Katzung, S.B Masters, Trevor AJ. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs, Disease-Modifying Antirheumatic Drugs, Nonopioid Analgesics, & Drugs Used in Gout. Basic And Clinical Pharmacology. 11th Ed. United States. McGraw-Hill Medical; 2009.

Rahmawati U, Suryani E, Mukhlason A. Pengembangan Repository Pengetahuan Berbasis Ontologi (Ontology-Driven Knowledge Repository) Untuk Tanaman Obat Indonesia. 2012;1(1):1-6.

Yoganandam GP, Gopal V. A Concise Review On Curcuma zedoaria. Inter. J. of Phytotherapy. 2013;3(1):1-4.

Jurenka JS, Ascp MT. Anti-inflammatory Properties of Curcumin, a Major Constituent of Curcuma longa : A Review of Preclinical and Clinical Research. 2009;14(2).

Novianto Dk, Dinarianasari Y, Prasetyaningrum A. Pemanfaatan Membran Mikrofiltrasi Untuk Pembuatan Refined Carrageenan Dari Rumput Laut Jenis Euchema cottonii. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2013;2(3):109-114

Kaushik Madan L, Jalalpure SL. Antiinflammatory efficacy of Curcuma zedoaria Rosc root extracts. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.2011;4(3).

Huang S, Beevers CS. Pharmacological and clinical properties of curcumin. Botanics: Target and Therapy. 2011;5-18.

Necas J, Bartosikova L. Carrageenan : a review. Veterinarni Medicina. 2013;(4):187-205.

Sembiring W, Suamella DT. Efektivitas minyak atsiri rimpang kunyit putih curcuma zedoaria sebagai larvasida terhadap nyamuk aedes aegypti. Jurnal buski. 2012 Des;4(2):80-86.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/kedokteran.v0i0.1074

Flag Counter    Â