Nilai Nilai Dakwah pada Praktek Beladiri Thifan Po Khan Sukvanter Lanah Pusat Pajagalan Bandung

Ahmad Fadhil Arispen, Komarudin Shaleh, Nandang HMZ

Abstract


Pada tahun 1960an gerakan-gerakan keislaman mulai surut, beladiri-beladiri yang berasaskan Islam pun ikut surut, sehingga penyebarannya pun terjadi dengan sembunyi-sembunyi, begitu juga dengan Thifan Po Khan yang berasaskan Islam, penyebarannya kembali surut, pada masa itu hanya beberapa orang saja yang mengkaji Thifan Po Khan dan itupun dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Ini di karenakan pelaksanaan bela diri Thifan Po Khan yang mengatasnamakan agama di dalamnya dan masih banyak orang yang sentimen pada bela diri Islam ini. Perlahan tapi pasti bela diri Thifan Po Khan mulai dapat di terima di hati masyarakat, banyak sekali nilai-nilai dakwah yang terdapat pada bela diri Thifan Po Khan yang pada akhirnya masyarakat banyak yang tertarik untuk mempelajari bela diri Islam tersebut.  Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana sejarah lahirnya bela diri Thifan Po Khan Sukvanter lanah pusat Pajagalan Bandung? (2) Bagaimana pelaksanaan bela diri Thifan Po Khan Sukvanter lanah pusat Pajagalan Bandung? (3) Nilai-nilai dakwah apa yang terdapat pada praktek bela diri Thifan Po Khan Sukvanter lanah pusat Pajagalan Bandung? (4) Apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan nilai-nilai dakwah pada praktek bela diri Thifan Po Khan Sukvanter lanah pusat Pajagalan Bandung? Peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu analisis yang bertujuan memberikan deskriptif mengenai subjek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data yang bertumpu pada library research diantaranya: dokumen-dokumen, buku-buku sumber, jurnal. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Bahwa asal mula lahirnya bela diri ini sebelum melewati dataran China sudah masuk ke Siberia, Uni Soviet, Tartar, Saldzuk. Bisa dikatakan bahwa 75% bela diri di dunia itu sumbernya dari Shaolin atau mendapat tambahan khazanah bela diri itu dari Shaolin. (2) Kebanyakan tamid Thifan Po Khan pada masa itu bukanlah “anak kemarin sore†yang mendalami beladiri Thifan po Khan melainkan adalah para alim Ulama para cendekiawan muslim yang mempelajari beladiri Thifan Po Khan tersebut. (3) Nilai-Nilai dakwah yang berada di beladiri ini adalah bahwa beladiri Thifan Po Khan adalah beladiri yang betul-betul membuang segala bentuk kemusyrikan mulai dari kuda-kudanya, pembukaan bela diri diawali dengan tari-tarian, tehnik pernafasannya, menggunakan jimat dan mantera-mantera khusus. (4) faktor pendorong pelaksanaan bela diri ini adalah karena masih adanya semangat muda yang besar di hati para tamid-tamid Thifan Po Khan untuk mendalami ilmu bela diri Thifan Po Khan dengan hati yang Ridho, Ikhlas, dan tidak ada paksaan sedikitpun hanya bedasarkan kesadaran masing-masing individu.

Keywords


Key Words: Martial Art, Islam, Thifan Po Khan.

References


Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013)

Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 2002,cet. ke.1

Bambang S. Ma’arif. 2015. Psikologi Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media: Cet. Ke-1

Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar dan Walisongo Press, 2003)

Samsul Munir Amin, M.A, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Reneka Cipta, 2008),

Sukriyadi Sambas, Sembilan Pasal Pokok-pokok Filsafat Dakwah, (Bandung: KP Hadid, 1999)




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.8421

Flag Counter        Â