Kajian Penerapan Urban Farming Berbasis Kolaborasi Komunitas dan Warga

Lusyana Anggraeni, Weishaguna Weishaguna, Weishaguna Weishaguna

Abstract


Abstract. The urban farming activities have become one of the necessities for the people of the city, promoting environmental sustainability and the culture social aspects. The Walagri community is a community that related with an environment concern and has given rise to new communities. The urban farming activity was not running well because of the differences between the perceptions of community members and local communities. Problems that occur in Sub Pasanggrahan District of Ujungberung nowadays are: the  difference perspective in the implementation of Urban Farming in recreation factors, the difference perspective in the implementation of Urban Farming in conservation factors, the difference perspective in the implementation of Urban Farming in educational factors, the difference perspective in the application of Urban in the sustainability factor farming. The research methodology includes the research stages, the collection data method such as observation and interview, as well as the data analysis method that uses the descriptive quantitative analysis. The analysis that describes the urban farming activity implementation’s characteristics, such as the Potential Analysis Activity of Urban Farming in Pasanggrahan and Comparative Analysis of Community and Citizen Perception Pasanggrahan village. Based on the characteristics analysis of urban farming activity carried, as well as the identification potential and the similarity and the difference of urban farming community implementation and the Kelurahan Pasanggrahan residents as sustainability gardening activity in the city: the variable of urban farming implementation in recreation factor, the variable of urban farming implementation in conversation factor, the variable of urban farming implementation in sustainability factor, the variable of urban farming implementation in education factor. Based on the recreation variable, education variable, conservation variable, sustainability variable can be concluded there are the similarity and the difference in urban farming implementation in Kelurahan Pasanggrahan citizen and the gardening community. Conclusions of the recreation factors, the conservation factors, the education factors, and the sustainability factor there are the recommendation to plan a new container to collaborate in the application of building awareness of the importance of the environment and local culture by involving the local community in the conservation/preservation of nature and local culture to be more coordinated and reciprocal relationship between groups functional invitation of local communities.

 

Abstrak. Kegiatan urban farming sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat kota, mengedepankan aspek kelestarian lingkungan dan sosial budaya. Komunitas Walagri komunitas yang terkait dengan peduli terhadap lingkungan dan telah melahirkan komunitas-komunitas baru. kegiatan urban farming itu tidak berjalan dengan baik karena adanya perbedaan persepsi antar anggota komunitas dan masyarakat lokal. Masalah yang terjadi di Kelurahan pasanggrahan Kecamatan Ujungberung saat ini yaitu: perbedaan persepsi dalam penerapan Urban Farming faktor rekreasi, perbedaan persepsi dalam penerapan Urban Farming faktor konservasi, perbedaan persepsi dalam penerapan Urban Farming faktor edukasi, perbedaan persepsi dalam penerapan Urban Farming faktor keberlanjutan. Metodologi penelitian mencangkup tahapan penelitian yang dilakukan, metode pengumpulan data berupa observasi dan wawancara, serta metode analisis data yang mengunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis yang menjabarkan karakteristik penerapan kegiatan urban farming, seperti Analisis Potensi Kegiatan Urban Farming di Pasanggrahan dan Analisis Perbandingan Persepsi Komunitas dan Warga Kelurahan Pasanggrahan. Berdasarkan analisis karakteristik penerapan kegiatan urban farming yang dilaksanakan, serta identifikasi potensi serta persamaan dan perbedaan penerapan urban farming komunitas dan warga Kelurahan Pasanggrahan sebagai kegitan berkebun dikota yang berkelanjutan: variabel penerapan urban farming terkait  faktor rekreasi, variabel penerapan urban farming terkait  faktor konservasi, variabel penerapan urban farming terkait  faktor keberlanjutan, variabel penerapan urban farming terkait  faktor edukasi. Berdasarkan variabel rekreasi, variabel edukasi, variabel konservasi, variabel keberlanjutan disimpulkan adanya perbedaan dan persamaan dalam melakukan penerapan urban farming warga Kelurahan Pasanggrahan dan komunitas berkebun. Kesimpulan faktor rekreasi, faktor konservasi, faktor edukasi, faktor keberlanjutan adanya rekomendasi merencanakan sebuah wadah baru untuk berkolaborasi dalam penerapan membangun kesadaran pentingnya lingkungan dan budaya lokal dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam konservasi/preservasi alam dan budaya lokal agar lebih terkoordinasi dan hubungan timbal balik antara kelompok fungsional dangan masyarakat lokal. 

 

Keywords


Urban Farming, Perbedaan Persepsi Penerapan , Lingkungan

References


Balmer, Kevin; Gill, James; Kaplinger, Heather; Miller, Joe; Peterson, Melissa; Rhoads, Amanda; Rosenbloom, Paul; Wall, Teak. 2005. The Diggable City: Making Urban Agriculture a Planning Priority. USA: Portland State University

Burkholder, Gehron; Polly, Ng; Jing, Niu; Anjuli, Solanki. 2007. Growing Gardens: A Resource Package on How to Start Your Own Community Garden. Vancouver: Society Promoting Environmental Conservation

CAST. 2002. Urban and Agriculture Communities: Opportunities for Common Ground. Council for Agricultural Science and Technology

Ebeneze, Howard. 1902. Garden Cities of Tomorrow. London: Faber and Faber

Ekomadyo, Agus S. 2006. “Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) dalam Penelitian Media Arsitektur.†Jurnal Itenas: Jurnal Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni No. 2 Vol. 10, 51-57

Halim, Dk. 2008.Psikologi Lingkungan Perkotaan, Jakarta: Bumi Aksara.

Keraf, A. Sonny. 2002. Etika Lingkungan Hidup, Jakarta: Kompas.

Koestoer, Raldi Hendro. 2007. Perspektif Lingkungan Desa Kota. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Lynch, Kevin. 1960. The Image of The City. The MIT Press.

Prijono, OS dan AMW Pranarka. 1996. Pemberdayaan; Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Smit, J., A. Ratta and J. Nasr. 1996. Urban agriculture: Food,Jobs, and Sustainable Cities. New York: United Nations Development Programme Cities.

Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Hadi Sabari. 2008. Dinamika Wilayah Peri Urban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

ACGA. t.t. 10 steps to starting a community Garden.

Bailkey, Martin dan Nasr, Joe.2000.From Brownfields to Greenfields: Producing food in north American Cities. Community Food Security New,6.

Evergreen,2001.community Garden Themes & Idea. Common Grounds Fact Sheet #6.

FAO.2006.Policy Briefs: Food Security

Setiabudi,Akhmad. 2009. Pengembangan Pertanian Kota.

Harris, Elise. 2008. Urban Planning for Community Garden: What has been Done Overseas, and What can We Do in South Australia?. University of South Australia.

Puriandi, Fandy. 2012. Studi Bentuk Pertanian Kota oleh Komunitas Berkebun di Kota Bandung sebagai Masukan Pengembangan Pertanian Kota di Kawasan Perkotaan. Tugas Akhir. Bandung: Institut Teknologi Bandung,

Puspitasari, Silvia. 2010. Kajian Potensi Wisata Agro di kabupaten Bandung berdasarkan Aspek permintaan dan Sediaan. Tugas Akhir. Bandung: Insitut Teknologi Bandung.

http://epa.gov/brownfields/urbanag/step.htm (diakses pada tanggal 11 oktober 2016)

http://www.fiveboroughfarm.org/ ( diakses pada tanggal 22 oktober 2016)

http://www.letsmove.gov/community-garden-checklist (diakses tanggal 22 oktober 2016)

http://www.urbanfarmingoz.com.au/ (diakses tanggal 22 oktober 2016)




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.6273

Flag Counter   Â