Arahan Pengelolaan Sumberdaya Alam Secara Berkelanjutan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu DKI Jakarta

Haekal Fauzan, Yulia Asyiawati

Abstract


Abstract. Pramuka Island is a small island and is the capital of the Thousand Islands Government which became one of the tourist marine park in Indonesia. But in reality, the Pramuka Island has a lot of problems that affect existing ecosystems, including the degradation of environmental quality, dense settlements, ecosystem degradation of resources, and pollution of water quality. Based on Ministerial Decree No. 16 of 2008 on the planning management of coastal areas and small islands, management of coastal areas and small islands is a process for the preparation of the stages of activities involving various elements of interest in it, to the utilization and allocation of resources of coastal and small islands that exist in order to improve social welfare in an environment areas or regions within a certain period. But for the current conditions in Pramuka Island, natural resource management that is still relatively poorly, while the natural resource-related conditions on the mangrove, coral reefs, seagrass beds, fisheries and agriculture. The purpose of this study is to formulate the direction of sustainable management of natural resources in Pramuka Island.The analytical method used in this research is the analysis of qualitative and quantitative analysis, in which the shape of the descriptive analysis of qualitative analysis based on the observation and observation. Quantitative analysis shaped calculation analysis of the criteria and rules that have been defined as the suitability analysis of space utilization, demographic analysis, and quality of human resources, economic trends analysis, and SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). The results of the analysis conducted shows that the suitability of the use of space for activities supporting food crops of upland and mangrove ecosystem status is good, the status of coral reef ecosystems is poor and the status of seagrass ecosystems is bad. Based on analysis of population and quality of human resources, Pramuka the island has a high growth rate and has a population which is low quality. The outcome rather than the economic tendency Pramuka Island tend to rely on tourism as a major sector of the economy. The results of a SWOT analysis resulted in that condition Pramuka Island neighborhood in a state of potential, where they also have some potential threats in the development and management of natural resources. Analysis of the overall results, obtained an directives on how to manage mangrove ecosystems, coral reefs, seagrass beds, fisheries and agriculture. Referral management of natural resources in a sustainable manner Pramuka Island shaped sirklus covering the fields of physical environmental, social, and economic fields. In the field of physical environment to develop natural resource management of mangrove ecosystems, coral reefs, and seagrass ecosystems, the social sector to improve the quality of human resources, and in the economic field is to manage tourism activities based on natural resources.

 

Abstrak. Pulau Pramuka adalah pulau kecil dan merupakan Ibukota Pemerintahan Kepulauan Seribu yang menjadi salah satu wisata taman laut di Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Pulau Pramuka memiliki banyak permasalahan yang berdampak kepada ekosistem yang ada, diantaranya adalah degradasi kualitas lingkungan, padatnya permukiman penduduk, kerusakan ekosistem sumberdaya, serta pencemaran kualitas perairan. Berdasarkan Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2008 tentang perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Namun untuk kondisi saat ini di Pulau Pramuka, pengelolaan sumberdaya alam yang ada masih tergolong kurang baik, adapun kondisi terkait sumberdaya alam yakni mangrove, terumbu karang, padang lamun, perikanan dan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun arahan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan di Pulau Pramuka. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, di mana analisis kualitatif berbentuk analisa deskriptif berdasarkan hasil observasi dan pengamatan. Analisis kuantitatif berbentuk analisa perhitungan dari kriteria dan peraturan yang sudah ditetapkan seperti analisis kesesuaian pemanfaatan ruang, analisis kependudukan dan kualitas SDM, analisis kecenderungan ekonomi, dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa kesesuaian pemanfaatan ruang mendukung untuk kegiatan tanaman pangan lahan kering, dan status ekosistem mangrove adalah baik, status ekosistem terumbu karang adalah buruk dan status ekosistem padang lamun adalah buruk. Berdasarkan analisis kependudukan dan kualitas SDM, Pulau pramuka memiliki laju pertumbuhan yang tinggi dan memiliki kualitas penduduk yang tergolong rendah. Hasil daripada kecenderungan ekonomi yakni Pulau Pramuka cenderung mengandalkan pariwisata sebagai sektor utama perekonomian. Hasil dari analisa SWOT menghasilkan bahwa kondisi kawasan Pulau Pramuka berada pada kondisi potensial, di mana potensi tersebut juga memiliki beberapa ancaman dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya alam. Dari hasil keseluruhan analisa, didapatkan suatu arahan-arahan mengenai bagaimana mengelola ekosistem mangrove, terumbu karang, padang lamun, perikanan dan pertanian. Arahan pengelolaan sumberdaya alam di Pulau Pramuka secara berkelanjutan yang berbentuk sirklus meliputi bidang fisik lingkungan, bidang sosial, dan bidang ekonomi. Di bidang fisik lingkungan mengembangkan pengelolaan sumberdaya alam ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem padang lamun, pada bidang sosial meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan pada bidang ekonomi adalah mengelola kegiatan pariwisata yang berbasiskan sumberdaya alam.

 

Keywords


Referral management of natural resources, sustainable, small islands

References


A. Buku-buku :

Beatley, T. 1994. Introduction to Coastal Zone Management. Island Press. ISBN 9781559632805.

Bengen, D.G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Sinopsis. PKSPL. IPB. ISBN : 979-95617-44.

Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor

Bengen, D.G. dan Retraubun, A., 2006, Menguak Ralitas dan Urgensi Pengelolaan Berbasis Eko-Sosio Sistem Pulau-pulau Kecil, Bogor: Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut.

Buku Saku Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2013-2016

Buku Saku Sudin Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Pulau Pramuka

Dahuri, et al. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Bogor.

Dahuri, et al. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Bogor.

Dahuri, R. 1998. Pendekatan Ekonomi – Ekologis Pembangungan Pulau-Pulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasi Masyarakat. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia. Jakarta.

Dahuri, Rochmin, dkk. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Hantoro, Wahyoe. 2004. Pengaruh Karakteristik Laut dan Pantai terhadap Perkembangan Kawasan Kota Pantai. /GE/SEMI3/ PROSIDING/01-WAHYU.doc.

Hutabarat, S dan Rompas, R.M. 2007. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerbit Sekretariat Dewan Maritim Indonesia. Jakarta.

Istomo. 1992. Tinjauan Ekologi Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya di Indonesia.

Jaelani, dkk. 2012. Konsep Pengembangan Minasata Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Jakarta.

Kusmana, C. 1995. Pengembangan Sistem Silvikultur Hutan Mangrove dan Alternatifnya. Rimba Indonesia XXX No. 1-2 : 35-41.

Michell, et al, 2007. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. H. 134-162.

Soegiarto, 1976 ; Beatley, et al, 1994, dalam Bengen 2004.

Soegiarto, A. 2976. Pedoman Umum Pengelolaan Wilayah Pesisir, Jakarta : Lembaga Oseanologi Nasional.

Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati. Pustaka Pelajar. Yogyakarta :428 Hal

Yulianda, F. 2004. Pedoman Analisis Penentuan Status Kawasan Konservasi Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB-Bogor.

B. Perundang-undangan :

UNCLOS, 1982 tentang Konvensi Hukum Laut atau Hukum Perjanjian Laut.

Undang-Undang No 27 Tahun 2007, Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Undang-Undang No 1 Tahun 2014, Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. (LN 2009/140, TLN 5059). BAB XV.

Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 201 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 200 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 4 Tahun 2001 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Peraturan Menteri No 16 Tahun 2008 Tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Undang-Undang no 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang RI no 5 Tahun 1990 KSDAHE (Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem).

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2007, Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.

C. Sumber Lain :

Agum Tri N, 2003. Skripsi. Studi Pengembangan Potensi Perikanan Laut Kawasan Pesisir Kabupaten Cianjur.

Azarine Hana B, 2013. Skripsi. Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Bayu K, 2008. Skripsi. Pola Ruang Wisata Pantai Untung Jawa Kepulauan Seribu.

David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Deny, Z, 2008. Skripsi. Analisis Sumberdaya Pulau Kecil Bagi Kesesuaian Kawasan Konservasi di Pulau Panggang dan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Taslim A dkk, 2011. Analisis Kebijakan Pengelolaan Kawasan Pesisir Kota Makassar.

Yulia A, 2008. Analisis Status Ekosistem Pesisir Bagi Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir di Kawasan Teluk Kota Ambon.

http://kepulauanseribukab.bps.go.id/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Administrasi_Kepulauan_Seribu

http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Kepulauan_Seribu

http://www.statistikian.com/2014/03/analisis-faktor.html

http://www.statistikian.com/2014/03/analisis-cluster_27.html

http://portal-statistik.blogspot.com/2014/02/cara-analisis-cluster-metode-hirarkis.html

https://arulmtp.wordpress.com/2008/08/03/analisa-swot-sebagai-alat-perumusan-strategi/

http://id.scribd.com/doc/51360499/ANALISIS-MATRIKS-SWOT-MULTI-KUADRAN




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.4292

Flag Counter   Â