Kajian Fungsi Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) dalam Upaya Mempertahankan Keberlanjutan Kerajinan Unggulan Kota Tasikmalaya

Risman Ekatresna, Lely Syiddatul Akliyah

Abstract


Abstract. The city of Tasikmalaya has a wide variety of excellent craft MSMEs spread across 10 sub-districts, including bordir tasik, payung geulis, batik tasik, kelom geulis, bamboo matting, mendong plait, and woven wood which are listed in West Java Province as 7 of 8 Potential MSMEs Tasikmalaya City. The large diversity of types of craft MSMEs that exist has made the City Government of Tasikmalaya through the Office of Cooperatives, MSMEs, Industry, and Trade of the City of Tasikmalaya form a craft center that accommodates various crafts from the Craft Industry Development Center (PPIK). The Craft Industry Development Center (PPIK) has the main function of coaching, promotion, and training for Tasikmalaya City Handicraft MSMEs and has a work program carried out by Extension / Functional Position Groups from the Office of Cooperatives, MSMEs, Industry, and Trade of the City of Tasikmalaya. However, from the existing functions and work programs, there are some findings that there are some that have gone well and some have not gone according to what is expected by the Handicraft UMKM. The objectives of this study were [1] to identify and analyze the leading handicrafts MSMEs of Tasikmalaya City on the functions of the Center for Craft Industry Development (PPIK); [2] Identifying and analyzing the responses of the leading craft MSMEs of Tasikmalaya City to the performance of PPIK through a program implemented by the Craft Industry Development Center (PPIK). This study used descriptive qualitative method. Methods of using data using interviews, questionnaires, observation, and institutional data. The analysis method used is [1] analysis of functions and [2] Analysis of Program Performance. The results of this study indicate that [1] there are 3 functions that have been running at the Center for Craft Industry Development (PPIK), namely coaching, promotion, and training which were previously deemed not optimal and running well in fact can be considered running. They know that they have got the 3 existing functions and feel the impact on their business;- [2] There are 24 work programs implemented at the Craft Industry Development Center (PPIK) and from the results of the program performance analysis, the program is divided into 4 quadrants. Where from the existing 4 quadrants, those recommended to be continued / implemented are 3 programs in Quadrant I and 13 programs in Quadrant II because these programs are considered important by Craft MSMEs (respondents). For Quadrants III and IV, it is recommended to reconsider their implementation because the programs in that quadrant are deemed less important by Handicraft MSMEs.

Keywords: PPIK, Institutional, Craft, MSMEs

Abstrak. Kota Tasikmalaya memiliki banyak sekali ragam UMKM kerajinan unggulan yang tersebar di 10 kecamatan yang ada diantaranya bordir tasik, payung geulis, batik tasik, kelom geulis, anyaman bambu, ayaman mendong, dan anyaman kayu yang tercatat di Provinsi Jawa Barat sebagai 7 dari 8 Potensi UMKM Kota Tasikmalaya. Banyaknya keragaman jenis UMKM kerajinan yang ada membuat Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Koperasi, UMKM, Perindutrian, dan Perdagangan Kota Tasikmalaya membentuk suatu pusat kerajinan yang menampung berbagai kerajinan dari yaitu Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK). Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) memiliki fungsi utama yaitu pembinaan, promosi, dan pelatihan bagi UMKM Kerajinan Kota Tasikmalaya serta memiliki program kerja yang dilaksanakan oleh Penyuluh/ Kelompok Jabatan Fungsional dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindutrian, dan Perdagangan Kota Tasikmalaya. Namun dari fungsi dan program kerja yang sudah ada tersebut didapat beberapa temuan bahwasanya ada beberapa yang sudah berjalan dengan baik dan ada yang belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh UMKM Kerajinan. Tujuan dari penelitian ini adalah [1] Mengidentifikasi dan menganalisis tanggapan UMKM kerajinan unggulan Kota Tasikmalaya terhadap efektivitas fungsi dari Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) dan [2] Mengidentifikasi dan menganalisis tanggapan UMKM kerajinan unggulan Kota Tasikmalaya terhadap kinerja PPIK melalui program-program yang dilaksanakan Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner, observasi, dan data instansional. Metode analisis yang digunakan adalah [1] Analisis fungsi dan [2] Analisis Kinerja Program. Hasil pada penelitian ini didapat bahwa [1] Fungsi yang sudah berjalan di Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) ada 3 yaitu pembinaan, promosi, dan pelatihan yang sebelumnya dianggap belum optimal dan berjalan baik ternyata sudah bisa dianggap berjalan, hal tersebut didapat dari tanggapan UMKM Kerajinan bahwa 3 fungsi yang ada sudah mereka dapatkan serta rasakan dampaknya terhadap usaha mereka; [2] Program kerja yang diterapkan di Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) terdapat 24 program kerja dan dari hasil analisis kinerja program, program tersebut terbagi menjadi 4 kuadran. Dimana dari 4 kuadran yang ada, yang direkomendasikan untuk dilanjutkan/dilaksanakan ada pada kuadran I berjumlah 3 program dan kuadran II berjumlah 13 program karena program tersebut dianggap penting oleh UMKM Kerajinan (responden). Untuk Kuadran III dan IV direkomendasikan untuk dipertimbangkan kembali pelaksanaannya karena program yang ada pada kuadran tersebut dirasa kurang penting oleh UMKM Kerajinan.

Kata Kunci : PPIK, Kelembagaan, Kerajinan, UMKM


Keywords


PPIK, Kelembagaan, Kerajinan, UMKM

Full Text:

PDF

References


Dinas Koperasi, UMKM, Perindutrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya. 2014. Profil Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Tasikmalaya Tahun 2013. Kota Tasikmalaya.

Ermalia, Terry Launa, dan Ma’ruf, M. Farid. 2016. Peran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Jombang dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Kajian Otonomi Daerah. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016. Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Hal 1-9.

Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031

Peran Dinas Perindustrian, Koperasi Dan UMKM Dalam Pemberdayaan UMKM Sentra Industri Konveksidi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. data diperolah melalui situs online. https://www.neliti.com/id/publications/107608/peran dinas-perindustrian-koperasi-dan-umkm-dalam-pemberdayaan-umkm-sentra-industri.

Rencana Strategis Dinas Koperasi, UMKM, Perindutrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2020

Sukoco, Johan Bhimo. 2019. Kapasitas Kelembagaan Dalam Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Kota Surakarta. Jurnal Administrasi Bisnis Volume 8, Nomor 1, Maret 2019. Program Studi Administrasi Perkantoran, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 15-22.

Sulastri, Lilis. 2016. Buku Manajemen Usaha Kecil dan Menengah. LGM-Lagood’s Publishing. Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v7i1.25832

Flag Counter   Â