Preferensi Masyarakat untuk Bermukim di Kawasan Rawan Bencana Banjir

Afifah Nurul S, Hilwati Hindersah

Abstract


Abstract. Large floods in the Citarum River area occur every 5 years, one of which is the Baleendah district. In Baleendah sub-district itself, the area that was affected by the flood was quite bad, including in Kp. Ciputat, Andir Village where Kp. Ciputat itself consists of 2 RW. Even though floods have occurred frequently, the people who live in the area still choose to stay afloat. This research will identify the condition of the Kp. Ciputat in a flood-prone area and identify people's preferences to stay in flood-prone areas. The research was conducted using qualitative descriptive analysis methods and Likert scale tabulation scoring. The analysis was carried out by observing the Kp area. Ciputat, interviews, distributing questionnaires, and based on literature studies. From the results of the analysis, it is found that the condition of the dwelling place or settlement in Kp. Ciputat which was affected by the flood disaster did not affect the wishes of the people of Kp. Ciputat to choose or move to another location even though the impact on the physical housing is quite severe. As for the people's preference to live in flood-prone areas, it can be concluded that the economic sustainability factor, namely the price of land / house, is the priority consideration, namely "very influential" from the reason as their preference for staying in the Kp area. Ciputat.

Keywords: Preference, Settlement, Prone to Flooding

Abstrak. Banjir besar di wilayah Sungai Citarum terjadi dalam jangka waktu 5 tahun sekali yang dimana salah satunya adalah wilayah kecamatan baleendah. Dikecamatan Baleendah sendiri wilayah yang terkena dampak banjir cukup parah antara lainnya di Kp. Ciputat, Kelurahan Andir yang dimana Kp. Ciputat sendiri terdiri dari 2 RW. Meskipun banjir sudah sering terjadi akan tetapi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut tetap memilih untuk tetap bertahan. Dalam penelitian ini akan mengidentifikasi kondisi permukiman masyarakat Kp. Ciputat di kawasan rawan bencana bajir dan mengidentifikasi preferensi masyarakat untuk tetap bermukim di kawasan rawan bencana banjir. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan skoring tabulasi skala likert. Analisis dilakukan dengan melakukan observasi wilayah Kp. Ciputat, wawancara, penyebaran kuesioner, dan berdasarkan studi literatur. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kondisi tempat hunian ataupun permukiman di Kp. Ciputat yang terkena dampak bencana banjir tidak mempengaruhi keinginan masyarakat Kp. Ciputat untuk memilih ataupun pindah ke lokasi lain meskipun dampak yang didapatkan terhadap fisik hunian cukup parah. Adapun preferensi masyarakat untuk bermukim di kawasan rawan bencana banjir dapat disimpulkan bahwa faktor kebertahanan ekonomi yaitu harga lahan/rumah menjadi bahan pertimbangan yang diutamakan yaitu “sangat berpengaruh†dari alasan sebagai preferensi mereka tetap tinggal di wilayah Kp. Ciputat.

Kata Kunci: Preferensi, Permukiman, Rawan Bencana Banjir.


Keywords


Preferensi, Permukiman, Rawan Bencana Banjir

Full Text:

PDF

References


Anon., 2016. Identification of Uneffectiveness Spatial Management Factor in Sempadan Region of Citarum River in Baleendah District Development. PWK UNISBA.

Anon, 2017. Tingkat Preferensi Masyarakat Terhadap Kebertahanannya. Dalam: Semarang: s.n.

ardiana, i., 2017. Preferensi Masyarakat Terhadap Kebertahanan Dalam Bermukim di Sekitar Kawasan Industri Kecamatn Genuk Kota Semarang.

Arnold Yan, F. W. M. M. R., 2015. Persepsi Dan Preferensi Tinggal Masyarakat Pada Area Sempadan Sungai. Arsitetur Universitas Sam Ratulangi.

Awal, S. A., 2016. Identification of Uneffectiveness Spatial Management Factor in Sempadan Region of Citarum River in Baleendah District Development. PWK UNISBA.

BPBD, 2019. Korban Banjir dan Korban Pengungsian Banjir Kecamatan Baleendah [Wawancara] (Maret 2019).

Cesarin, B. T. & Ginting, C., 2015. Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai. TEMU ILMIAH IPLBI (SAPPK), ITB..

Doxiadis, K. S., 1997. Permukiman. s.l.:s.n.

Hamidah, N., Rijanta, R., Setiawan, B. & Marfai, M. A., 2016. Analisis Permukiman Tepian Sungai yang Berkelanjutan Kasus Permukiman Tepian Sungai Kahayan Kota Palangkaraya. Universitas Gajah Mada;Universitas Palangkaraya.

Hidup, M. L., 2000. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 4 Tahun 2000. Indonesia: s.n.

Isnantya, a., 2017. Preferensi Masyarakat Terhadap Kebertahanan Dalam Bermukim di Sekitar Kawasan Industri Kecamatn Genuk Kota Semarang. Volume Fakultas Teknik UNISSULA.

Karamouz, M., Hosseinpour, A. & Nazif, S., 2011. Improvement of Urban Drainage System Performanceunder Climate Change Impact: Case Study. Univ. of Tehran.

Kepemerintahan, 2016-2036. RTRW Kabupaten Bandung. Indonesia: s.n.

Linsley, R. e. a., 1992. Water Resources Engineering. McGraw-Hill.

Menteri, K., 2000. Keputusan Mentreri Negara Lingkungan Hidup No. 4. Kepmen, Issue Penataan Perumahan Permukiman.

Mokodongan, B. K., Sela, R. L. & Karongkong, H. H., 2014. Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Bantaran Sungai Dayanan di Kotamobagu. Universitas Sam Ratulangi.

Pemerintahan, 2016-2036. RTRW Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung: s.n.

Pemerintah, P., 1991. Peraturan Pemerintah No. 35 Tentang Sungai. Indonesia: Peraturan.

Puastika, A. R. & Yuliastuti, N., 2017. Kebertahanan Permukiman Sebagai Potensi Keberlanjutan di Kelurahan Purwosari Semarang.

Rosyidie, A., 2013. Banjir: Fakta dan Dampaknya, serta Pengaruh dari Perubahan Guna Lahan. ITB.

V.I, O., Eiikeme, I. & A.U, N., 2013. The Environmental Effects of the Drainage System and Flood Control in Awka Urban City. Federal Polytechnic, Oko.

Wijaya, K., Permana, A. Y. & Suwanto, N., 2017. Kawasan Bantaran Sungai Cikapundung sebagai Pemukiman Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Bandung. Universitas Kebangsaan




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v7i1.25450

Flag Counter   Â