Identifikasi Model Spasial Wilayah Peri-Urban akibat Eksternalitas Kota Bandung (Studi Kasus : Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung)

Riva Nuradilah, Ira Safitri Darwin

Abstract


Abstract. Rancaekek sub-district becomes the hinterland / peri-urban area of Bandung City. This function impacts the conversion of agricultural land into non-agricultural. Transfer of land functions that occur in Rancaekek Subdistrict are dominated by industrial activities, housing, trade and services. land conversion has quite high environmental impacts, such as water pollution, soil pollution (agricultural land), air pollution, congestion and flooding. Environmental degradation that occurred in Rancaekek as the hinterland of Bandung City was the main reason for choosing Rancaekek as the research area. The purpose of this study was to determine the spatial model formed based on the Landuse Triangle theory: Continuum with measured parameters, namely the proportion of land use in Rancaekek District due to the externality of Bandung City to prevent environmental deterioration and create a liveable urban atmosphere. To determine the subzona, the calculation of the proportion of land use and the method of multiple regression analysis and explorative analysis were calculated. The results of the study show that: (1) Physical development tends to develop to the north and southwest causing a high change in land use. (2) Factors affecting land use change are land prices, distribution of inheritance, and economic demands. (3) Current spatial deviations are not too high. Deviations occur at several main points on the National road corridor. (4) Spatial model that Rancaekek Subdistrict is in the position of inner fringe (western part of Rancaekek District) as many as 6 villages and outer fringe (eastern part of Rancaekek District) as many as 8 villages and based on the Landuse Triangle Theory is included in all zones. Zobides 4 villages, zobidekot 6 villages, zobikodes 2 villages and zobikot 1 village. The more westward the city of Bandung is, the zobikodes and zobikot are dominated by built-up area.

Keywords: Spatial Model, Landuse, Peri-Urban.

 


Abstrak. Kecamatan Rancaekek menjadi wilayah hinterland/peri-urban Kota Bandung. Fungsi ini memberikan dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Rancaekek  didominasi oleh kegiatan industri, perumahan, perdagangan dan jasa. Alih fungsi ini memberikan dampak lingkungan yang cukup tinggi, seperti pencemaran air, pencemaran tanah (lahan pertanian), pencemaran udara, kemacetan, dan banjir. Kemerosotan lingkungan yang terjadi di Rancaekek sebagai hinterlandnya  Kota Bandung menjadi alasan utama dipilihnya Rancaekek sebagai wilayah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model spasial yang terbentuk berdasarkan teori Landuse Triangle: Continuum dengan parameter yang terukur, yaitu proporsi penggunaan lahan di Kecamatan Rancaekek akibat eksternalitas Kota Bandung untuk mencegah terjadinya kemerosotan lingkungan dan menciptakan suasana kekotaan yang liveable.  Untuk menentukan subzona dilakukan perhitungan proporsi penggunaan lahan serta metode analisis regresi majemuk dan analisis eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perembetan perkembangan fisikal cenderung berkembang ke utara dan barat daya menyebabkan perubahan penggunaan lahan yang tinggi. (2) Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan ialah Harga lahan, pembagian harta warisan, dan tuntutan ekonomi. (3) Penyimpangan tata ruang saat ini tidak terlalu tinggi. Penyimpangan terjadi di beberapa titik utamanya pada koridor jalan Nasional. (4) Model spasial bahwa Kecamatan Rancaekek berada pada posisi inner fringe sebanyak 6 desa dan outer fringe sebanyak 8 desa serta berdasarkan Teori Landuse Triangle termasuk dalam semua zona. Zobides 4 desa, zobidekot 6 desa, zobikodes 2 desa dan zobikot 1 desa. Semakin ke arah barat semakin mendekati Kota Bandung berada pada zona yang didominasi oleh lahan terbangun yaitu zobikodes dan zobikot. 

 Kata Kunci : Model Spasial, Landuse, Peri-Urban


Keywords


Model Spasial, Landuse, Peri-Urban

Full Text:

PDF

References


BPS. (2015). Kecamatan Rancaekek Dalam Angka Tahun 2010.

Brenner, N. (2014). Implosions/Explosions Toward a Study of Planetary Urbanization. Berlin: Jovis Verlag GmbH.

Giyarsih, S. R. (2001). Gelaja Urban Sprawl Sebagai Pemicu Proses Desifikasi Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area) Kasus Pinggiran Kota Yogyakarta. Jurnal PWK, Volume 12, No.1/ Maret 2001.

Yunus, H. S. (2001). Struktur Ruang Kota (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, H. S. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban : Determinan Masa Depan Kota (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.15551

Flag Counter   Â