Fenomena Resiliensi Suku Semende Desa Aromantai

Ayu Meita Ningsih

Abstract


Abstract. Indonesia is a country with conditions prone to disasters related to its natural conditions. This condition causes Indonesia to be hit by disasters that come one after another each year. Judging from the many problems of natural disasters in Indonesia, the majority of people living in disaster-prone areas must evacuate to safer and more comfortable places and some have to move to other areas to start new lives, so that when a landslide occurs there will be no more casualties. much more. However, unlike the people of Aromantai Village, with repeated landslides occurring up to the present, they did not make the residents evacuate and even left the area. This is due to the phenomenon of Semende Tribe resilience in Aromantai Village in the form of Indigenous Wait Tubang. Techniques Data collection using the qualitative inductive approach method starts from the field namely empirical facts where researchers go into the field, learn a process or discovery that occurs naturally, records, analyzes, interpret and report and draw conclusions from the process. The results of the study obtained the value of community resilience in disaster-prone areas of Aromantai Village in the form of spiritual values. It is hoped that the government can review the policy so that people can live better in disaster-prone areas.
Keywords: Natural disasters, Resilience, Spiritual Value.

 


Abstrak. Indonesia merupakan Negara dengan kondisi wilayah yang rawan terhadap bencana terkait dengan kondisi alamnya. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia dilanda bencana yang datang silih berganti setiap tahunnya. Dilihat dari banyaknya masalah bencana alam di Indonesia mengakibatkan sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut harus mengungsi ketempat yang lebih aman dan nyaman bahkan ada yang harus pindah ke daerah lain untuk memulai hidup baru, agar ketika terjadi longsor susulan tidak menimbulkan korban jiwa semakin banyak lagi. Namun berbeda dengan masyarakat Desa Aromantai dengan kejadian longsor berulang kali sampai dengan saat ini tidak membuat penduduk tersebut mengungsi bahkan meninggalkan wilayah tersebut. Hal ini karena adanya fenomena resiliensi Suku Semende di Desa Aromantai berupa Adat Tunggu Tubang.Teknik Pengumpulan data menggunakan metode pendekatan induktif kualitatif dimulai dari lapangan yakni fakta empiris dimana peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Hasil penelitian diperoleh adanya nilai resiliensi masyarakat di daerah rawan bencana Desa Aromantai berupa nilai spiritual. Diharapkan pemerintah dapat meninjau kembali kebijakan sehingga masyarakat dapat hidup lebih baik di daerah rawan bencana.
Kata Kunci : Bencana alam, Resiliensi, Nilai Spiritual.


Keywords


Bencana alam, Resiliensi, Nilai Spiritual.

Full Text:

PDF

References


Amitya Kumara., Yuli Fajar Susetyo., 2008. Hubungan Sistem Kepercayaan Dan Strategi Menyelesaikan Masalah Pada Korban Bencana Gempa Bumi. Jurnal Psikologi 35, 116-150.

Angki Aulia Muhammad. 2013. Kesadaran Hukum Masyarakat Kampung Mahmud Untuk Memiliki Sertivikat Atas Hak Ulayat. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 2018. Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah 2012-2032. Muaradua : Badan Pembangunan Daerah.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 2018. Kecamatan Dalam Angka 2018. Muaradua : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 2018. Kecamatan Pulau Beringin Dalam Angka 2018. Muaradua : Badan Pusat Statistik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2018. Laporan Bencana Tahunan Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Muaradua : Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Budi Satria., Mutia sari., 2017. Tingkat Reseliensi Masyarakat Di Daerah Rawan Bencana. Idea Nursing Journal VIII, 30-34.

Fina Faiza. 2014. Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang. Laporan Tugas Akhir. Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

Gigih Himbauan. 2010. Penyebab Tetap Bermukimnya Masyarakat Di Kawasan Rawan Banjir Kelurahan Tanjung Agung Kota Bengkulu. Laporan Tugas Akhir. Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro.

Lucyana Margareth Sihite., Julia Suleeman., 2014. Hubungan antara Reseliensi dan Nilai pada Pengungsi Halmahera di Bitung. Jurnal Psikologi. Jurusan Psikologi Reguler Universitas Indonesia.

Nurul Hartini. 2017. Reseliensi warga di wilayah rawan banjir di Bojonegoro. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik 30, 114-120.

Pratama, Khurnia Kusumas Adi. 2012. Identifikasi Dan Anaisis Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Area Produksi Di Rumah Potong Ayam PT. Sierad Produce,Tbk. Laporan Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.15373

Flag Counter   Â