Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Ciwidey Kabupaten Bandung

Denisa Puja Antanita, Ernady Syaodih

Abstract


Abstract. Ciwidey Tourism Area in Bandung Regency, West Java Province has a big role in the development of Indonesian tourism. Ciwidey Tourism Area has 16 attractions, namely: White Crater, Situ Patengang, Rengganis Crater, Cipanji Waterfall, Curug Tilu, Tea Plantation, Rancaupas, Punceling, Cimanggu, Ciwalini, Ciwidey Valley, Green Hill Park, Glamping, Barusen Hills, Happy Farm, and Strawberry Picking. The development of ciwidey tourism has a tourist attraction that must be optimized and supported by the typical natural scenery of the mountains. But with considerable tourism potential, the accessibility conditions in Ciwidey Tourism Area do not support tourism development, such as: hollow roads, very long congestion, roads that fit large vehicles that are often complained of by tourists and accessibility in 16 attractions also have access that is not good enough for tourists' convenience. In addition, public facilities in the Ciwidey Tourism Area are still not utilized properly because after the development is not maintained sustainably, but if every tourist attraction is good, it only needs a new breakthrough on its kiosks to make it more attractive and 16 existing tourist objects that are still not in accordance with the standards feasibility of facilities. This study aims to develop a development strategy based on the potential and problems of the theory of demand and tourism offerings in the Ciwidey Region. Requests and Offers from Ciwidey Tourism Areas are tourist attractions, accessibility, amenities (facilities), ancillary (institutional), tourist demand (policies) and policies to create good and ideal tourism. The method used is descriptive quantitative and qualitative by conducting field observation surveys, questionnaires, interviews and literature studies to obtain optimal data. The results of the study show that the right strategy position is in quadrant 1, which means that the situation is very good because there are strengths that are utilized and overcome weaknesses to seize profitable opportunities. Then the Development Strategy is carried out by paying attention to tourist attractions, accessibility, amenities (facilities), and ancillary (institutional).

Keywords: Development, Demand, Supply, Tourism


Abstrak. Kawasan Wisata Ciwidey yang berada di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat memiliki peran besar dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Kawasan Wisata Ciwidey ini memiliki 16 objek wisata, yaitu: Kawah Putih, Situ Patengang, Kawah Rengganis, Curug Cipanji, Curug Tilu, Perkebunan Teh, Rancaupas, Punceling, Cimanggu, Ciwalini, Ciwidey Valley, Green Hill Park, Glamping, Barusen Hills, Happy Farm, dan Petik Strawberry. Pengembangan wisata ciwidey ini memiliki daya tarik wisata yang harus dioptimalkan dan ditunjang dengan pemandangan alam khas pegunungan. Namun dengan potensi wisata yang cukup besar, kondisi aksesibilitas yang ada di Kawasan Wisata Ciwidey belum mendukung pengembangan wisata, seperti: jalan berlubang, kemacetan yang sangat panjang, jalan yang pas dengan kendaraan besar yang seringkali dikeluhkan oleh wisatawan yang datang serta aksesibilitas di 16 objek wisata juga memiliki akses yang belum cukup baik untuk kenyamanan wisatawan. Selain itu, mengenai fasilitas umum di Kawasan Wisata Ciwidey masih belum termanfaatkan dengan baik karena setelah pembangunan tidak dipelihara secara berkelanjutan namun jika di setiap objek wisata sudah baik hanya butuh terobosan baru mengenai kiosnya agar lebih menarik dan 16 objek wisata yang ada masih belum sesuai dengan standar kelayakan fasilitas. Penelitian ini bertujuan menyusun strategi pengembangan berdasarkan potensi dan permasalahan dari teori permintaan dan penawaran wisata yang ada di Kawasan Ciwidey. Permintaan dan Penawaran dari Kawasan Wisata Ciwidey yaitu atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas (fasilitas), ancillary (kelembagaan), permintaan (demand) wisatawan dan kebijakan untuk menciptakan wisata yang baik dan ideal. Metode yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan survey observasi lapangan, kuisioner, wawancara dan studi literatur untuk mendapatkan data yang optimal. Hasil penelitian menunjukan posisi strategi yang tepat berada di kuadran 1, yang artinya situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan serta mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Maka Strategi Pengembangan yang dilakukan dengan memperhatikan atraksi wisata, aksesibilitas, amenitas (fasilitas), dan ancillary (kelembagaan).

Kata-kunci :  Pengembangan, Permintaan, Penawaran, Wisata



Keywords


Pengembangan, Permintaan, Penawaran, Wisata

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2016. Tourism Demand and Supply. https://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/24684/02chapters3-4.pdf?sequence=3. diunduh pada tanggal 23 Agustus 2018

Anonim. 2018. Permasalahan Kemacetan Jalan Menuju Rancabali. http://jabar.tribunnews.com/2017/12/25/kemacetan-wisata-ciwidey-disebabkan-2-masalah-polisi-berlakukan-buka-tutup. diunduh pada tanggal 01 Agustus 2018.

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia

Yoeti, Oka. A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: PT. Perca.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.15208

Flag Counter   Â