Peran Stakeholder dalam Pengendalian Banjir Bandang dengan Menggunakan Metode Analisis Mactor (Studi Kasus: Banjir Bandang di DAS Cimanuk Kabupaten Garut)

Windi Wijaya, Nia Kurniasari

Abstract


Abstract. On September 21, 2016, there have been flash floods that hit 7 Sub-Districts namely Bayongbong, Garut Kota, Banyuresmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Karang Pawitan and Samarang Districts, the worst and biggest flash floods according to the Regional Disaster Management Agency (BPBD ) Flash flood is caused by damage to the Cimanuk Watershed, this is compounded by the high rainfall that occurs in Garut Regency, West Java. To reduce these problems, efforts are needed to manage and control integrated cross-sector and cross-border watersheds that can be started by analyzing institutions in the Cimanuk Watershed, Garut Regency. Therefore, control needs to be carried out based on the roles and functions of each stakeholder. The role and function of stakeholders is needed in controlling banjir bandang disasters. So, this research wants to explore the roles performed by stakeholders in relation to banjir bandang control, and the stakeholders in question are the government, the private sector and the community. The analytical method used is descriptive analysis and stakeholder analysis using the Mactor program (Matrix of Alliances and Conflicts: Tactics, Objectives and Recommendations). The sampling technique uses the snowball sampling method. The results of this study turned out that the stakeholders involved showed that integration between stakeholders was still less effective. This is indicated by none of the actors entering the quadrant II, meaning that the government institutions are still ineffective in carrying out their role as policy makers and lack of coordination between institutions in assessing watershed conditions and banjir bandang control. The primary stakeholders (community leaders) and tertiary stakeholders (NGOs) have a low interest because they have not been involved in the management plan and control of the Cimanuk watershed. While the actors who have high interests are Traders and Industry because the activities of these two actors can affect the surrounding environment in a negative sense.

Keywords: Flash Flood, Watershed, Stakeholders.

Abstrak. Pada tanggal 21 September 2016, telah terjadi banjir bandang yang menerjang 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, Banyuresmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Karang Pawitan dan Samarang, merupakan banjir bandang terparah dan terbesar menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Banjir bandang ini disebabkan oleh rusaknya DAS Cimanuk, hal ini diperparah dengan curah hujan tinggi yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Untuk mengurangi permasalahan tersebut maka diperlukan upaya pengelolaan dan pengendalian DAS terpadu lintas sektor dan lintas wilayah administratif yang dapat dimulai dengan menganalisa kelembagaan di DAS Cimanuk Kabupaten Garut. Oleh sebab itu, pengendalian perlu dilakukan berdasarkan peran dan fungsi masing-masing stakeholder. Peran dan fungsi stakeholder sangat dibutuhkan dalam pengendalian bencana banjir bandang. Maka, penelitian ini hendak mengeksplorasi peran-peran yang dilakukan oleh stakeholder dalam hal kaitannya dengan pengendalian banjir bandang, dan stakeholder yang dimaksud adalah pihak pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis stakeholder dengan menggunakan program mactor (Matrix of Alliances and Conflicts: Tactics, Objectives and Recommendations). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode snowball sampling. Hasil dari penelitian ini ternyata stakeholder yang terlibat menunjukkan bahwa integrasi antar stakeholder masih kurang efektif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada satupun aktor yang masuk pada kuadran II, artinya masih kurang efektifnya kelembagaan pemerintah dalam menjalankan peran sebagai pembuat kebijakan dan kurangnya koordinasi antar lembaga dalam mengkaji kondisi DAS dan pengendalian banjir bandang. Adapun stakeholder primer (tokoh masyarakat)  dan stakeholder tersier (LSM) memiliki kepentingan yang rendah karena belum dilibatkan dalam rencana pengelolaan dan pengendalian DAS Cimanuk Sedangkan aktor yang memiliki kepentingan tinggi yaitu Pedagang dan Industri karena aktivitas dari kedua aktor tersebut dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dalam arti negatif.

Kata Kunci: Banjir Bandang, DAS, Stakeholders.


Keywords


Banjir Bandang, DAS, Stakeholders

Full Text:

PDF

References


Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.328/Menhut-II/2009 Tentang Penetapan DAS Prioritas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Freeman, R. Edward and McVea, John. 2001. A Stakeholder Approach to Strategic Management. Darden Business School Working Paper No. 01-02

Isa, Muzakar dan Mangifera, Liana. 2017. Analiis Stakeholder dalam Pengurangan Risiko Banjr di Kabupate Klaten. Universitas Muhammadiyah Magelang.

Junengsih, Juju dkk. 2017. Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan DAS Citarum dan Limbah Industri. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol 4. No. 2, Hal 112-124.

Kartodihardjo, Hariadi dkk. 2011. Pengembangan Kebijakan Pengelolaan Berkelanjutan DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 8 No. 2, Hal. 115-131.

Yulaelawati, E., dan Syihab, U. 2008. Mencerdasi Bencana. PT. Grasindo. Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/pwk.v0i0.12429

Flag Counter   Â