Praproduksi Pemberitaan pada Majalah Harper’s Bazaar Indonesia

Messa Hendiani Juniana, Askurifai Baksin

Abstract


Abstract. In Harper's Bazaar Indonesia magazine, the fashion editor doesn’t use traditional journalism methods. Instead, they must search and process data by observing phenomena in the community and finding out what is in the audience's interest. To determine the theme of the edition, search for fashion data, create ideas and fashion concept, the fashion editor needs to research first. Because content in fashion magazine must match the needs of the reader. From this, it can be seen that fashion journalists or fashion editors are related to precision journalism, which is a journalistic activity precision using. Therefore, by using qualitative methods and case study approaches, all questions from the researchers can be answered, such as (1) The search phase of the theme for the problem in the July 2018 edition of Harper Bazaar Indonesia magazine, (2) The fashion rubric preproduction process in the page The List, The Bazaar, Trend Report, and Harper’s Bazaar Fashion, (3) The initial research process of fashion journalists can trigger new trends in the fashion sector.

Keyword: Fashion Journalism, Precision Journalism, Magazine

 

Abstrak. Dalam majalah Harper’s Bazaar Indonesia, fashion editor tidak memakai metode jurnalisme yang biasanya atau tradisional. Melainkan, mereka harus mencari dan mengolah data dengan mengamati fenomena di masyarakat dan mencari tahu apa yang sedang digemari khalayak. Untuk menentukan tema edisi, mencari data tentang fesyen, dan membuat ide serta konsep busana, fashion editor membutuhkan riset terlebih dahulu. Karena konten dalam majalah fesyen harus sesuai dengan kebutuhan pembaca. Dari sini dapat dilihat bahwa kerja jurnalis fesyen atau fashion editor memiliki keterkaitan dengan jurnalisme presisi, yang mana merupakan kegiatan jurnalistik yang menekankan ketepatan (presisi) dengan memakai pendekatan ilmu sosial dalam proses kerjanya. Maka dari itu dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus, semua pertanyaan dari peneliti dapat terjawab, diantaranya (1) Tahap pencarian tema untuk isu fesyen dalam majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi Juli 2018, (2) Proses praproduksi rubrik Fashion di halaman The List, The Bazaar, Trend Report, dan Harper’s Bazaar Fashion, (3) Proses riset awal jurnalis fesyen sehingga dapat mencetuskan tren baru di bidang fesyen.

Kata Kunci: Jurnalisme Fesyen, Jurnalisme Presisi, Majalah

Keywords


Jurnalisme Fesyen, Jurnalisme Presisi, Majalah

Full Text:

PDF

References


Effendy, Onong Uchjana. 1983. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung. PT Alumni.

Gani, Rita., Ratri Rizki. 2013. Jurnalistik Foto Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta. Salemba Humanika.

Meyer, Philip. 2002. Precision Journalism: A Reporter’s Introduction to Social Science Methods. Lanham. Rowman and Littlefield Publishers.

Santana, Septiawan. 2017. Jurnalisme Kontemporer. Edisi Kedua. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Sterlacci, Francesca., Joanne Arbuckle. 2009. The A To z of The Fashion Industry. Lanham. Scarecrow Press

Susanto, Astrid S. 1986. Komunikasi Massa. Bandung. Bina Cipta.




DOI: http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.12273

Flag Counter   Â